Deklarasi Kesenian : Hidupi Lorong MZ Kolaborasi Seni & Musik.

Sarang, Narasi Garda Pena – Alunan musik dan lantunan puisi bergema dari lorong lantai 3 Gedung Maimun Zubair (MZ) STAI Al-Anwar pada Minggu (28/9). Ruang yang biasanya hanya menjadi tempat lalu-lalang mahasiswa, sore itu disulap menjadi panggung ekspresi seni. Para peserta duduk lesehan di atas karpet yang disediakan panitia, sementara suara gitar dan vokal memantul di dinding lorong, menciptakan akustik yang khas dan intim.
Acara dimulai pukul 14.30 WIB dengan Pembukaan oleh MC, dilanjutkan sambutan dari Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Saroengan dan Ketua UKM Musik Al-Farabi. M. hasan Thuba, biasa disapa kang Thuba selaku Ketua UKM Musik Al-Farabi, menegaskan pentingnya menghidupkan kembali Deklarasi Kesenian Mahasiswa (DKM) yang sempat vakum.
“Harusnya di kampus ini ada DKM. Dulu ada tapi sekarang DKM sudah mati selama dua tahun ini, sebab tidak ada yang mengurus. Mungkin bisa hidup lagi dimulai dari detik ini,” ujarnya, disambut tepuk tangan riuh dari mahasiswa yang memadati lorong.
Pernyataan itu menjadi semacam deklarasi kecil: bahwa acara ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga ajakan untuk menghidupkan kembali tradisi kesenian mahasiswa di kampus.
Suasana lorong kemudian semakin hangat dengan penampilan dari pengurus UKM Musik Al-Farabi. Lagu-lagu yang dibawakan antara lain Batas senja – Kita Usahakan Lagi, Gangstarasta feat Tony Q – Langkah, dan Superman Is Dead – Bulan dan Ksatria. Lagu- lagu tersebut mengalun, membuat sebagian mahasiswa baru ikut bergumam mengikuti lirik, sementara yang lain menikmati dengan tepukan tangan seirama.
Tidak hanya musik, panggung lorong itu juga diisi pembacaan puisi dan monolog yang dibawakan pengurus, dan para demisioner UKM Teater Saroengan. Perpaduan suara puisi, monolog dan musik menciptakan atmosfer yang jarang dijumpai di sela rutinitas akademik.
Ketua UKM Artpanca yang hadir turut mengapresiasi kolaborasi seni ini. “Kegiatan seperti ini bagus untuk mempererat hubungan antar-UKM dan memberi ruang bagi mahasiswa mengekspresikan diri lewat seni,” ujarnya.
Menjelang senja, alunan musik dan pembacaan monolog kembali menutup rangkaian yang membuat lorong lantai 3 pecah oleh tepuk tangan panjang audiens. Acara ditutup dengan sesi foto bersama yang mengabadikan kebersamaan dan semangat baru.
Kolaborasi UKM Musik Al-Farabi dan Teater Saroengan di lorong Gedung MZ ini meninggalkan kesan mendalam. Dari ruang sempit yang biasanya sunyi, mahasiswa menunjukkan bahwa seni mampu menghidupkan kampus, bahkan dari lorong-lorongnya. Deklarasi Kesenian Mahasiswa yang digaungkan sore itu menjadi pengingat bahwa ekspresi seni tetap relevan sebagai bagian dari kehidupan mahasiswa.
Reporter: Moch Farid Muqorrobin