Pemanfaatan Teknologi Digital Oleh Generasi Muda Menuju Pendidikan Indonesia yang Lebih Baik Melalui Edukasi Parenting
Oleh: Reska Mardiyana Putri dan Nurul Huda
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2018 tentang Pendidikan dunia yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International StudentAssessment) pada tahun 2019 pendidikan Indonesia menempati peringkat ke 74 dari 79 negara lainnya, survei tersebut menunjukkan pendidikan Indonesia masih dalam kategori rendah dari negara lain. Hal tersebut menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk selalu meningkatkan bidang pendidikan supaya menjadi lebih baik. Selain itu, survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 mengenai minat membaca pada anak menyatakan bahwa hanya 17,66% minat baca anak Indonesia, sedangkan 91,67% merupakan minat anak dalam menonton.
Kurangnya minat membaca anak menjadi salah satu penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia, karena peserta didik kurang dalam memperoleh informasi yang didapatkan dari membaca melalui berbagai sumber yang dapat membantu menambah wawasan anak. Hal ini menjadi sorotan bagi beberapa tokoh pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu Najeela Shihab yang mampu menggerakan banyak kalangan muda untuk menjadi dermawan di bidang pendidikan parenting melalui media digital. Generasi muda saat ini tumbuh dalam kecanggihan teknologi dan kemudahan mengakses informasi dari berbagai macam sumber. Pada generasi sebelumnya, pendidikan dilakukan dengan cara pendekatan doktrinasi yang dianggap tepat untuk menjaga generasi muda dari perilaku menyimpang. Namun, berbeda halnya dengan saat ini. Pendekatan melalui doktrinasi dianggap kurang efektif karena generasi muda saat ini tidak akan mau menerima doktrin tanpa penjelasan yang logis. Pendidikan adalah suatu proses yang terjadi secara menerus berlangsung dalam kehidupan seseorang, yang mengacu pada tujuan pendidikan itu sendiri.
Adapun tujuan dari pendidikan menurut H. A. R. Tilaar adalah penanaman nilai-nilai yang baik, luhur, benar, dan indah bagi manusia itu sendiri. MenteriPendidikan dan Kebudayaan Indonesia menyatakan bahwa Indonesia akanmengalami bonus demografi (demoghrapic dividend) pada tahun 2045 apabilapenduduk Indonesia berhasil mencetak generasi yang cerdas, produktif, dankompetitif. Hal tersebut dapat tercapai apabila adanya dukungan dari individu yangmenyadari potensi yang dimiliki. Abraham Maslow dalam teori humanisticmengemukakan bahwa kesadaran diri adalah memahami dan mengerti kepribadiandiri sendiri, minat apa yang dimiliki, apa langkah yang hendak diambil, serta arahmana yang akan dituju.
Baca Juga: Coretan Kehidupan