Peran Pemuda Dalam Administrasi Desa
- Latar belakang
Stigma negatif yang berkembang di masyarakat adalah adanya anggapan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan desa selalu terdengar tertinggal dan jauh dari kemajuan. Bahkan, ketika seseorang yang lahir di desa dan berkeinginan untuk sukses maka salah satu jalan keluarnya adalah dengan merantau ke kota, Dari sini terlihat bahwa seakan-akan desa tidak potensial untuk mendukung kesuksesan dari masyarakat. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah, apakah memang desa bukan sesuatu yang potensial untuk dikembangkan, ataukah memang tidak dapat melihat potensi tersebut. Padahal, jika melihat desa-desa di Indonesia selalu memiliki potensi-potensi yang beragam dan “menunggu” untuk dikembangkan. Salah satu tumpuan dalam hal ini adalah pemuda, sebagai ujung tombak pengembangan desa. Sebab, pemuda dinilai memiliki karakter yang fleksibel, adaptif dan dengan semangat yang masih membara.
Kesadaran akan hal tersebut hanya segelintir pemuda yang mengerti bagaimana langkah mengembangkan desa dan selebihnya bahkan belum tau apa yang perlu dikembangkan. Salah satu titik awal yang dapat dipijak pemuda dalam rangka melihat potensi untuk pengembangan desa adalah pengetahuan terkait administrasi desa, salah satunya berkaitan dengan anggaran. Bahwa telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014, yakni Desa akan mendapatkan dana transfer bersumber dari APBN yang nominalnya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa. Setiap tahunnya, pemerintah desa akan membuat anggaran pendapatan dan belanja desa. DI lihat dari hal ini, seyogyanya pemuda dapat turut andil untuk setidaknya mengawal program-program desa, mengawal keberlangsungan dan capaian program, atau memaksimalkan anggaran guna mengembangkan sektor kepemudaan di desa. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah guna mendapatkan pengetahuan mengenai administrasi dan anggaran desa bagi pemuda. Sebab, sangat dimungkinkan adanya ketidaksesuaian antara kondisi nyata lapangan dengan rencana anggaran.
B. Pembahasan
Di lihat dari kondisi di atas, maka yang perlu dibidik menjadi sasaran adalah consciousness atau kesadaran pemuda terhadap administrasi, terlebih anggaran dana desa. Sebab, dengan adanya kesadaran yang dimiliki, akan menjadi titik awal gerakan untuk pengembangan desa, sekaligus kesadaran tersebut seakan menjadi “jaminan” atas keberlanjutan dari gerakan para pemuda. Selain itu, secara umum pemuda juga mengemban peran sebagai agent of change dan agent of control, minimal terhadap desanya sendiri. Untuk itu, diperlukan beberapa langkah menumbuhkan kesadaran para pemuda terkait administrasi desa, diantaranya :
- Pendidikan dan Pelatihan
Menyediakan pelatihan dan workshop untuk pemuda tentang tata kelola pemerintahan desa, perencanaan pembangunan, dan kebijakan publik. Hal Ini sangat membantu pemuda dalam memahami proses administrasi desa serta bagaimana langkah untuk berkontribusi di dalamnya. Selanjutnya, sebagai upaya lanjutan dari pendidikan mengenai tata kelola administrasi desa, diperlukan adanya ruang untuk magang. Yakni berada di kantor desa, agar secara langsung pemuda dapat belajar dan berpengalaman terkait dengan administrasi desa. Sehingga dari hasil belajar dan pengalaman tersebut menjadi modal yang sangat baik untuk ikut berkontribusi memberikan perubahan-perubahan terhadap desa, meskipun tidak dalam ruang lingkup yang signifikan.
2. Pengembangan Kelompok Pemuda
Mendirikan kelompok atau forum pemuda di desa untuk berdiskusi tentang isu-isu lokal, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi bersama. Ini dapat menjadi wadah untuk melatih kepemimpinan dan keterampilan kolaboratif. Biasanya, wadah yang dapat mengakomodir para pemuda, adalah karang taruna. Jika karang taruna yang diisi pemuda-pemuda desa dapat bergerak secara dinamis, maka perkembangan desa juga akan mengikuti. Terlebih jika dalam forum tersebut juga membuahkan kepekaan terkait masalah-masalah lokal desa untuk diselesaikan bersama. Hal yang perlu ditekankan adalah, optimalisasi wadah karang taruna agar benar-benar dapat memberdayakan pemuda desa.
3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Mendukung inisiatif ekonomi lokal yang dikelola oleh pemuda, seperti koperasi atau usaha kecil. Ini tidak hanya memberdayakan ekonomi desa, tetapi juga memberi pemuda kesempatan untuk belajar tentang manajemen usaha dan keuangan. Sektor ini dapat dimulai secara mandiri, ataupun mendapat stimulus dari desa. Misalnya berkolaborasi dengan badan usaha milik desa, dengan menggandeng pemuda untuk turut berkontribusi dan bergerak di dalamnya. Hal ini dapat didukung dengan adanya pemanfaatan teknologi dan media sosial. Melihat perkembangan teknologi sekarang, dengan pesatnya laju sosial media menjadi salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan income. Selain itu, penggunaan teknologi dan sosial media juga dapat digunakan sebagai jalan pemuda untuk berperan dalam administrasi desa, dengan melek terhadap undang-undang yang dapat diakses melalui internet, serta perkembangan-perkembangan lain yang sejalan dengan itu. Atau dari sosial media tersebut, pemuda dapat turut mengawal program-program yang sedang dijalankan pemerintah desa.
4. Mendorong Partisipasi Politik
Mendukung pemuda yang tertarik terlibat dalam politik lokal atau menjadi anggota lembaga legislatif desa. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan politik dan mendukung kandidat muda. Pelatihan-pelatihan tersebut juga ditujukan sebagai upaya kaderisasi desa untuk estafet kepemimpinan pemerintah desa kedepan. Dengan adanya pelatihan-pelatihan demikian, maka pemuda akan memiliki bekal untuk terjun langsung aktif dalam membangun desa. Selain itu, keterwakilan dari pemuda pun akan diperhitungkan dalam pengambilan keputusan serta kebijakan dari pemerintah desa.
C. Kesimpulan
Sesuai uraian di atas, dengan demikian pemuda sebenarnya menjadi tumpuan utama dalam pengembangan desa, akan tetapi belum banyak yang memiliki kesadaran akan potensi desa. Dan seakan potensi desa tertutup dan “menunggu” untuk dikembangkan. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran dari pemuda terhadap potensi desa untuk dikembangkan. Langkah awal secara fundamental yang dapat diambil adalah dengan mengerti administrasi desa, terlebih terkait anggaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan upaya pendidikan terkait dengan administrasi desa, memberikan ruang magang bagi para pemuda, serta merangkul pemuda dalam berbagai bentuk kegiatan pemerintah desa dalam berbagai sektor, misalnya ekonomi, teknologi dan sebagainya.
Oleh: Muhammad Hadziq Bariklana Almaghribi