Mewujudkan Pengabdian Sebagai Mindset Pemimpin dalam Membangun Kepemimpinan Ideal
Perlu dibedakan antara pemimpin dan kepemimpinan. Suradinata (1997: 11) menuturkan bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baiik dalam organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran atau tingkah laku untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Di dalam bahasa Inggris, pemimpin dialihbahasakan dengan kata “leader” yang merupakan akar kata dari “lead”. “Lead” memiliki makna di antaranya; 1) loyality (loyalitas), 2) educate (edukasi), 3) advice (memberi saran dan nasihat), dan 4) dicipline (memberi keteladanan dalam kedisiplinan). Seorang pemimpin dalam mencapai kepemimpinan yang ideal harus memiliki keempat makna tersebut.
Dalam menghadapi realitas, sebagaimana yang dikhawatirkan oleh Dharmaji Suradika, CEO Pemimpin.id bahwa Indonesia kekurangan sekitar 8 juta pemimpin. Apalagi, kondisi pasca pandemi covid-19 keadaan mengkhawatirkan secara berangsur-angsur akan menyebabkan stok pemimpin di Indonesia menurun. Bahkan, beliau mengatakan jika Indonesia hanya 7 persen milenial dianggap berkompetensi menjadi seorang pemimpin, dimana sudah mencapai taraf krisis pemimpin. Padahal, seorang pemimpin juga harus mampu membentuk ekosistem yang inklusfif, efektif, dan memberdayakan masyarakat. (Sindonews, 12 Agustus 2021) Penulis menyimpulkan, kekhawatiran tersebut akan selalu menjadi momok jika edukasi pembangunan mindset kepemimpinan tidak disosialisasikan dengan baik. Setidaknya, para pemuda harus mendapatkan pendidikan kepemimpinan melalui penanaman mindset seorang pemimpin, baik di lingkungan keluarga maupun pendidikan.
Mindset diartikan sebagai suatu kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengalaman serta keyakinan sehingga dapat memengaruhi perilaku atau cara berpikir seseorang dalam menentukan suatu sikap, pandangan terhadap masa depan seseorang. Akan dirasa penting jika mindset dapat ditanamkan calon-calon pemimpin masa depan. Karena mindset adalah indikasi yang menunjukkan bahwa seseorang layak disebut pemimpin atau tidak.
Sudah banyak upaya serta kajian mengenai pola mindset kepemimpinan ideal, setidaknya ada sembilan tanda sebagai mindset seorang pemimpin. Di antaranya ialah 1) mau mendengarkan orang lain, 2) keterbukaan, 3) empati, 4) kecerdasan, 5) menerima perubahan, 6) komunikasi, 7) keterhubungan, 8) percaya diri, dan 9) pencari solusi. Idealitas pemimpin dalam membangun kepemimpinan yang inklusif, efektif, dan memberdayakan tidak cukup dengan sembilan hal yang disebutkan. Karena mindset pemimpin tidak hanya pada kapabilitasnya, melainkan juga integritas atas apa dan siapa yang sedang ia pimpin. Maksudnya, penulis menganggap bahwa sembilan hal yang disebutkan hanya membentuk mindset kapabilitas atau kompetensi dari seorang pemimpin, belum sampai membentuk integritas seorang pemimpin.
Setidaknya terdapat dua hal yang perlu dimiliki seorang pemimpin dalam rangka membangun mindset-nya, yakni integritas dan kapabilitas. Integritas merupakan sifat atau karakter yang melekat dalam diri seseorang yang mampu memancarkan kewibawaan. Sedangkan kapabilitas merupakan kecakapan serta kemampuan seseorang dalam memimpin. Mindset kepemimpinan yang demikian dapat terwakili jika seseorang memiliki jiwa pengabdian yang melekat dalam dirinya.
Oleh karena itu, esai ini akan mengulas serta memberi pengertian secara komprehensif bahwa dalam membentuk kepemimpinan ideal didasari pada pembentukan pola mindset yang tepat, yakni pengabdian.
Membangun Mindset Kepemimpinan Ideal
Membangun kepemimpinan ideal tidak akan ada habisnya, karena setiap kebijakan seorang pemimpin tidak bisa dapat dipastikan semuanya menerima ataupun menolak. Artinya, pemimpin pun adalah seseorang yang memiliki batas kemampuan untuk mewujudkan kepemimpinan ideal atas apa yang dipimpinnya. Jadi, wajar saja apabila pemimpin ideal akan terus dikembangkan menurut kebutuhan sesuatu yang akan dipimpinnya.
Di dalam artikel yang dimuat di laman Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengenai “5 Hal Pemimpin Ideal” menyebutkan hal menarik yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pertama, Lead Yourself. Seorang pemimpin harus mampu memimpin dirinya sendiri. Sebelum memimpin orang lain, calon pemimpin harus bisa sadar dengan dirinya akan kemampuan memimpin dirinya sendiri. Hal tersebut agar saat dia menjadi pemimpin, dia tidak banyak memikirkan dirinya, melainkan selalu memikirkan apa yang sedang dipimpinnya.
Kedua, Understand True Leadership. Menyadari makna kepemimpinan juga penting. Amanah yang akan diembannya juga merupakan pertimbangan yang benar-benar dipikirkan dan direnungi. Selain itu, kemampuan seseorang dalam memimpin harus benar-benar ia sadari. Jangan sampai kemampuan yang sudah melekat sebagai pemimpin dijadikan alasan karena sebuah amanah. Apalagi seseorang yang sebenarnya belum mampu memimpin, ia gegabah hanya untuk memanfaatkan kepemimpinan. Jadi, sadar akan kepemimpinan merupakan komponen penting sebagai mindset seorang pemimpin agar menjadi ingatan untuk mengevaluasi diri menjadi pemimpin yang lebih baik.
Ketiga, communicate and motivate. Memberikan inspirasi kepada yang dipimpinnya adalah salah satu mindset membangun kepemimpinan ideal. Hal ini akan menjadikan seorang pemimpin akan mudah diikuti oleh orang yang dipimpinnya. Sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Muhammad sebagai sosok pemimpin umat Islam atas visinya dalam suatu Hadis: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Sedangkan misi yang dilaksanakan beliau adalah “amar ma’ruf nahi munkar”. Dalam menyalurkan visi serta misinya, Nabi Muhammad akan terlebih dahulu mempraktikkannya sebelum beliau menyerukan sebagai perintah. Demikianlah contoh idealitas seorang pemimpin agar mencerminkan kepemimpinannya.
Keempat, keep going. Ketekunan dan kegigihan seorang pemimpin harus dimiliki agar tercapainya kepimpinan ideal. Mindset demikian akan meneguhkan seorang pemimpin agar tidak mudah menyerah atas segala permasalahan yang sedang dihadapinya. Karena mental seseorang pemimpin harus benar-benar tangguh melebihi apa yang dipimpinnya.
Kelima, be real. Melihat kenyataan diri seseorang merupakan hal penting dalam membangun mindset pemimpin yang ideal. Karena seseorang tidak akan selamanya dianggap pantas disebut sebagai pemimpin. Keteguhan serta kegigihan akan menjadi sia-sia jika tanpa ada keterbukaan satu sama lain yang dimiliki seorang pemimpin.
Pengabdian Sebagai Mindset Pemimpin
Pengabdian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mengabdi atau mengabdikan. Pengabdian bagi seseorang adalah prinsip yang dijadikan seseorang sebagai pedoman hidupnya dalam bernegara. Biasanya, seseorang akan memiliki prinsip pengabdian bagi negaranya: “Berjuang bagi negara tanpa mengharapkan imbalan apa-apa”. Menurut WJS. Poerwodarminto, pengabdian dimaknai dengan hal- hal yang berhubungan dengan mengabdi. Mengabdi adalah penyerahan diri kepada sesuatu yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti pengorbanan. Pengorbanan yang dimaksudkan di sini ialah pemberian untuk menyatakan kebaktian, baik berupa materi, perasaan, atau jiwa raga. Oleh karenanya, pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai wujud kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semuanya dilakukan dengan ikhlas.
Selain pengorbanan dan perjuangan, pengabdian juga dapat diartikan sebagai tanggung jawab. Sebagaimana kita sebagai manusia, akan selalu dituntut melaksanakan pengabdian atas pertanggungjawaban di dunia di hadapan Tuhan yang Maha Esa. Dalam konteks sosial, pengabdian yang baik akan selalu dilandasi tindakan secara ikhlas dan kelapangan untuk membantu. Hal tersebut akan layak dijadikan mindset seorang pemimpin atas perjuangan, pengorbanan dan tanggung jawabnya dalam mewujudkan kepemimpinan ideal, terlebih maraknya kasus korupsi yang dilakukan pemimpin-pemimpin di Indonesia. Sebagaimana yang tertuang dalam Hadis Nabi Muhammad:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَلَى رَعِيَّتِهِ (رواه البخاري)
“Setiap diri kalian adalah pemimpin, dan kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (H.R. Bukhori)
Dalam konteks pengabdian kepada negara, mindset pengabdian adalah hal terpenting setelah memenuhi kapabilitas seorang pemimpin. Pengabdian akan berperan dalam menumbuhkan integritas seorang pemimpin dengan apa yang dipimpin. Negara Indonesia saat ini, melihat maraknya kasus korupsi, integritas seorang pemimpin harus benar-benar diperhatikan. Cara melihat integritas seorang pemimpin ialah dengan mengetahui mindset pengabdian. Dengan cara itu, Indonesia akan mudah mendapatkan pemimpin-pemimpin yang loyal akan kepentingan rakyat dan negaranya tanpa banyak memikirkan kepentingan pribadi.
Simpulan
Mewujudkan kepemimpinan ideal tidak terlepas dari kapabilitas dan integritas pemimpin itu sendiri. Dalam mewujudkan kapabilitas, seorang pemimpin dihadapkan pada kemampuannya dalam memimpin, sedangkan integritas dihadapkan pada sifat atau karakter yang dibangun olehnya sebagai bekal ia mempimpin. Keduanya akan mudah didapatkan jika terlebih dahulu ditanamkan mindset atau pola pikir yang dapat membantu calon pemimpin menjalankan kepemimpinannya dengan ideal. Adapun mindset atau pola pikir yang belum ada dan dibutuhkan sekarang ini adalah pengabdian. Dengannnya, seorang pemimpin akan menyadari tanggung jawab serta tidak mudah lelah berjuang dan melakukan perjuangan dalam memimpin.
Penulis: Taftazani Ahmad