Revitalisasi Kesadaran Generasi Muda Dalam Gerakan Indonesia Merdeka Sampah

Revitalisasi

Oleh: Salwa Maulidia dan Nur Soleha
Pendahuluan
Persoalan lingkungan dan sampah sudah menjadi isu global terutama di
negara Indonesia. Menteri lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia di tahun 2022
telah menginput data dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN) bahwa dari 135 Kabupaten/Kota timbulan sampah telah mencapai
16,927,520.00 ton/tahun. Hampir disetiap tempat bisa kita temui sampah yang
semakin hari jumlahnya semakin banyak. Tentunya hal ini butuh perhatian serius
dari setiap elemen masyarakat.
Kondisi lingkungan hidup di Indonesia saat ini khususnya lingkungan fisik
atau alam sudah sangat buruk sekali dan telah membawa dampak buruk yang sangat
luas terhadap berbagai aspek kehidupan, baik itu manusia, maupun makhluk hidup
lainnya. Kerusakan lingkungan yang terjadi, merupakan salah satu masalah yang
ditimbulkan dari sampah terutama limbah sampah plastik. Perkembangan industri
dan teknologi di Indonesia juga membawa dampak negatif yang diantaranya,
menambah volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin bermacammacam.
Masalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh sampah di Indonesia,
menjadi sebuah tantangan yang harus diselesaikan oleh generasi muda melalui
revitalisasi kesadaran untuk Indonesia merdeka sampah. Mengapa harus generasi
muda? Karena jumlah generasi muda yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal
ini didukung oleh hasil sensus penduduk pada tahun 2022 yang mencatat, terdapat
275 juta jiwa penduduk Indonesia. Total penduduk didominasi oleh kategori
produktif atau generasi muda. Penduduk kategori usia muda, 0-14 tahun sebesar
24,39 persen atau 67 juta jiwa. Kategori produktif , 15-64 tahun sebesar 69,30
persen atau 190 juta jiwa, dan kategori usia tua, yakni 65 tahun ke atas sebesar 6,31
persen atau 17 juta jiwa.
Pembahasan
Menurut UU. No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pengelolaan
sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Permasalahan pengelolaan
sampah yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tingginya
jumlah sampah yang dihasilkan, pelayanan dan tingkat pengelolaan sampah yang
masih rendah, TPA yang jumlahnya terbatas, dan masalah biaya. Kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan betapa seriusnya
permasalahan yang disebabkan oleh sampah yang masih rendah.
Pengelolaan sampah TPA di Indonesia menggunakan beberapa metode
seperti open dumping, landfill, kompos, pembakaran, pemilahan dan daur ulang.
Sebagian besar metode yang digunakan adalah metode open dumping dan landfill
meskipun kenyataannya hal tersebut dinilai belum begitu efektif. Metode open
dumping yaitu metode yang paling sederhana diantara metode lainnya, sampah
dibuang di TPA begitu saja tanpa tindakan lebih lanjut, sedangkan metode landfill
yaitu metode meratakan sampah yang memadatkannya dengan alat berat kemudian
ditimbun dengan tanah. Kedua metode tersebut kurang ramah lingkungan karna
potensi pencemaran pada air tanah dan pencemaran udara yang akan terjadi.
Menurut purwanta: 2009, TPA berpotensi menyumbang gas buang atau emisi Gas
Rumah Kaca (GRK) dengan gas yang mendominasi adalah CH4, CO2 dan N2O. Hal
tersebut mengakibatkan perlu adanya inovasi dalam pengelolaan sampah sehingga
sampah tidak hanya menumpuk di TPA tapi juga bermanfaat untuk kepentingan
lain.
Peran generasi muda dalam memerdekakan Indonesia dari sampah
sangatlah dibutuhkan. Generasi muda harus menjadi pionir penyelesaian masalah
sampah dan masyarakat dapat hidup dengan bersih dan sehat. Kepala badan
penyuluhan dan pengembangan sumberdaya manusia (BP2SDM) KLHK
mengungkapkan, “Generasi muda saat ini dalam beberapa tahun mendatang akan
menjadi angkatan produktif dan menjadi pemegang keputusan di berbagai bidang
dalam berbagai tingkatan. Sehingga betapa strategisnya membangun generasi muda
agar menjadi generasi yang tangguh, berkarakter, kreatif, dan siap membela
lingkungan Indonesia,” untuk itu, generasi muda harus disadarkan kembali akan
penerapan perilaku ramah lingkungan atau produksi bersih dalam kehidupan seharihari.
Produksi bersih (clean production) merupakan salah satu strategi yang
digunakan untuk perancangan ulang industri yang bertujuan untuk mencari
berbagai cara mencegah dan menangani produk-produk samping yang dapat
dikategorikan berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan
produk-produk serta limbah yang aman bagi kerangka siklus ekologis. Prinsipprinsip produksi bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam
keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan, Recycle).
Reduce (mengurangi), yakni meminimalisir penggunaan barang atau material yang
digunakan. Semakin banyak barang atau material yang digunakan, maka semakin
banyak pula sampah yang di hasilkan. Reuse (memakai kembali), yakni memilih
barang-barang yang masih bisa dipakai kembali dan menghindari pemakaian
barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang
waktu pemakaian barang sebelum kemudian menjadi sampah. Recycle (mendaur
ulang) yakni mendaur ulang barang-barang yang sudah digunakan. Tidak semua
barang atau material bisa di daur ulang, namun saat ini sudah banyak industri nonformal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi produk
baru.
Peran aktif generasi muda ditengah masyarakat berkaitan erat dengan
keberadaan, kemampuan, kualitas organisasi sosial, dan organisasi kemasyarakatan
dalam berkontribusi terhadap lingkunan hidup, serta tingkat pengetahuan dan
kesadaran generasi muda sangatlah dibutuhkan dalam menjamin kelestarian
lingkungan hidup. Dalam upaya membebaskan Indonesia dari persoalan sampah,
perlu adanya revitalisasi kesadaran generasi muda. Penumbuhan kesadaran ini
dapat dilakukan dengan beberapa upaya, yaitu:
1. Saling mengedukasi
Mayoritas generasi muda masih minim pengetahuan dan kesadaran
mengenai pentingnya masalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
sampah. Sehingga perlu adanya tindakan saling mengedukasi antara satu
sama lain agar tercipta rasa peduli terhadap kerusakan lingkungan. Gerakan
muda bisa menggunakan upaya ini dengan beberapa cara seperti yang telah
dilakukan oleh kementrian lingkungan hidup dan kehutanan, bekerjasama
dengan PT. Tirta Investema (DANONE AQUA) dalam Pembinaan Gerakan
Muda Peduli Pengelolaan Sampah melalui progam edukasi “Sampahku
Tanggung Jawabku”. Cicilia Sulastri selaku kepala pusat Pengembangan
Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani langsung
kerjasama tersebut dengan harapan cara seperti ini Indonesia dapat
meningkatan kualitas lingkungan, serta dapat mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Selain itu, berbagai kegiatan sebagai bentuk
upaya pembinaan generasi muda telah dilakukan seperti pelatihan perilaku
ramah lingkungan terhadap peserta didik baik dari jenjang TK, SD, SMP,
SMA, bahkan hingga tingkatan kemahasiswaan.
2. Menumbuhkan jiwa sosial
Generasi muda juga berperan dalam menumbuhkan jiwa sosial melalui aksi
yang dilakukan di masyarakat. Dengan demikian kesadaran generasi muda
semakin terbentuk dengan adanya kegiatan yang dilakukan. Di era levolusi
4.0, generasi muda bisa menggunakan kesempatan ini untuk menumbuhkan
jiwa sosial, tidak hanya di lingkungan setempat, tapi juga masyarakat yang
lebih luas melalui media sosial seperti Instagram, Tiktok,dan Youtube.
Selain itu penting pula menumbuhkan sikap empati dari hati nurani yang
timbul dari kepribadian diri sendiri, sebab dari sikap empati itu akan muncul
kesadaran secara langsung dan membawa hal positif terhadap orang lain.
seperti contoh inisiatif dari seorang pemuda yang tumbuh untuk membentuk
sebuah organisasi atau gerakan peduli muda terhadap sampah plastik,
setelah mengetahui dengan jelas bahwa ada banyak sampah tertimbun
bertahun-tahun namun tidak dapat hancur.
3. Sebagai pelaku perubahan.
Sebagai garda terdepan dalam upaya revitalisasi kesadaran akan pentingnya
Indonesia merdeka sampah, perlu adanya aksi nyata yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari generasi muda sendiri yang dapat
dimulai dari hal yang kecil. Generasi muda sebagai agent of change harus
menjadi inspirasi masyarakat dalam melihat kepekaan lingkungan terutama
yang berhubungan dengan kerusakan akibat sampah. Perubahan pada sistem
secara tidak langsung akan sangat berdampak dalam mengembangkan
inovasi pengelolaan sampah. Butuh adanya kolaborasi dan pemahaman
guna menciptakan solusi dan strategi yang konkrit untuk masalah sampah
di Indonesia antara pemerintah, organisasi dari masyarakat sipil, dan
masyarakat luas, termasuk para generasi muda. Di Indonesia sudah banyak
inisiatif pemuda yang telah berkontribusi menangani masalah sampah,
maka dengan adanya diskusi pojok iklim pemuda penakluk sampah yang
diselenggarakan dinas lingkungan hidup dan kehutanan yang dijadikan
tujuan untuk sebuah urgensi Indonesia merdeka sampah dan upaya
pengelolaan sampah yang telah diselenggarakan para generasi muda di
tingkat tapak.
Penutup
Sampah yang terjadi di Indonesia di antaranya yaitu semakin banyaknya
limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat pembuangan
sampah, sampah sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan tikus, menjadi
sumber polusi dan pencemaran udara, tanah, dan air, menjadi sumber dan tempat
hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan manusia. Persoalan sampah
yang tidak ditangani dengan baik, akan mengakibatkan masalah serius.
Penumpukan atau pembuangan sampah dengan sembarangan ke wilayah terbuka
akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga berdampak ke saluran air di
dalam tanah. Demikian juga pembakaran sampah dapat mengakibatkan pencemaran
udara, pembuangan sampah ke sungai dapat mengakibatkan pencemaran air,
tersumbatnya saluran air, dan banjir. Untuk itu, perlu adanya pembaruan
penanganan mengenai persoalan ini dari berbagai pihak masyarakat terutama
generasi muda penerus bangsa. Generasi muda memiliki peranan penting untuk
menjadi poros dari perubahan kemajuan bangsa, sehingga permasalahan yang
menjadi tolak ukur mayoritas negara mengenai sampah harus mendapatkan solusi.
Peluang generasi muda untuk mengembangkan bangsa dalam gerakan Indonesia
merdeka sampah sangatlah terbuka lebar. Peran generasi muda di era digital tentu
sangat penting dan sangat berpengaruh dalam menangani persoalan sampah di
Indonesia bagi keberlangsungan hidup generasi yang akan datang.

Baca Juga:  Menggali Lebih Dalam Peran Perawat dengan Perspektif Teori Sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *