Kisah Abu Darda`:Pra-Islam hingga Islamnya

politik abu darda'

Abu Darda` memiliki nama lengkap Uwaimir Ibn Amir Ibn Malik Ibn Zaid Ibn Qais Ibn Umayyah Ibn Amir Ibn Adi Ibn Ka`b Ibn Khazraj Ibn al-Harith Ibn Khazraj. Abu Darda` lahir di Madinah pada tahun 580 masehi. Ia merupakan sahabat yang terakhir masuk Islam, namun memiliki keIslaman yang bagus. Ia adalah perawi hadis, seorang faqih yang pandai dan bijaksana. Ia juga merupakan sahabat yang hafal al-Qur`an dari Rasulullah Ṣalla Allāh ‘Alaihy wa Sallam, Alayhi al-Salām.

Abu Darda` Pra-Islam

Abu Darda` memiliki kamar istimewa dalam rumahnya untuk berhala sembahannya. Setiap pagi ia menyembah berhalanya dan memberi berhala itu wangi-wangian dari minyak termahal di tokohnya. Kemudian patung itu diberi pakaian dari sutera. Ketika di Madinah Islam telah menyebar luas, namun Abu Darda` belum tertarik terhadap Islam. Ia tetap taat beribadah menyembah berhala. Ia memiliki sahabat sejak zaman Jahiliah yang kini telah memeluk Islam yakni Abdullah Ibn Rawahah.

Ketika Abu Darda` ke tokonya, Abdullah Ibn Rawahah berkunjung ke rumahnya. Saat itu hanya da istri Abu Darda` (ummu Darda`). Abdullah menanyakan keberadaan Abu Darda` kepada ummu Darda`. “Ia sedang berdagang sebantar lagi pulang”, jawab ummu Darda`. Kemudian Abdullah minta izin masuk ke rumah, sedangkan ummu Darda` mengizinkan tanpa curiga sama sekali. Ummu Darda` melanjutkan pekerjaan rumah tangganya, lalu Abdullah pergi ke kamar istimewa Abu Darda`. Sebelumnya Abdullah telah mempersiapkan kapak, ia bermaksud menghancurkan berhala Abu Darda`. Ia melayangkan kapak sembari mengutuk berhala Abu Darda`. Suara penghancuran berhala terdengar oleh ummu Darda`. Ummu Darda` mendekati sumber suara dan menangis mendapati berhala Abu Darda` hancur berkeping-keping, sedangkan Abdullah telah pergi.

Kemudian ketika Abu Darda` pulang ia terkejut melihat istrinya menangis di depan berhala yang telah hancur lalu bertanya dengan marah “siapakah yang telah berani menghancurkan berhala sesembahanku?”. Sahabatmu Abdullah, jawab ummu Darda`. Ketika hendak menemui Abdullah untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatannya, ia berfikir sejenak jika berhala itu tuhan sudah pasti berhala tersebut tidak hancur dan bisa melindungi dirinya. Lalu Abu Darda` mengambil kesimpulan bahwa berhala tersebut bukan Tuhan karena tidak bisa melindungi dirinya dari  kehanuran apalagi melindungi Abu Darda` dan keluarganya. Abu Darda` pun pergi menemui Abdullah dan minta  diantar ke hadapan Rasulullah untuk menyatakan keIslamannya.

Baca Juga:  Feeling Beautiful in Hijab yang Tergambar pada H. R. Rasuna Said

Abu Darda` adalah bijaksananya orang muslim. Ia menjalankan ajaran Islam dengan penuh keikhlasan. Ia saudagar Madinah yang terkenal jujur dan tidak pernah menipu.

Baca Juga: Berkat Dukungan Mahasiswa, UKM Art Panca Berhasil Menggelar Acara Seminar dan Workshop Seni

Abu Darda`: Zuhud dan Ahli Ibadah

Ketika menjadi hakim di Damaskus, Abu Darda` pernah didatangi Umar Ibn Khattab. Saat itu keaadan rumah Abu Darda` tengah gelap gulita. Umar mengucapkan salam “Assalamu`alaikum”. Abu Darda` pun menjawab dari dalam dan mempersilahkan Umar masuk. Umar masuk dengan merabah sekelilingnya karena gelap tanpa lampu. Ketika merabah Umar mendapati tempat tidur Abu Darda` hanya tempat tidur berupa pasir dan selimut hanya satu yang cocok untuk musim dingin. Kemudian kedua sahabat Nabi ini  membicarakan hal penting dengan keadaan gelap-gelapan. 

Saat Umar hendak pulang ia menawarkan bantuan kepada Abu Darda` untuk melapangkan kehidupan Abu Darda`. Namun, Abu Darda menolak dan berkata ingatlah Amiril Mukminin hadis Nabi yang menjelaskan bahwa harta seseorang di dunia itu cukuplah seperti perbekalan musafir. Nah apa yang kita perbuat setelah sepeninggal Rasulullah, wahai amiril mukminin? Umar pun mengiyakan dan menangis mendengar penuturan sahabatnya.

Pada suatu hari Salman al-Farisi berkunjung ke rumah Abu Darda`. Ia mendapati ummu Darda` tidak memakai pakaian bagus hanya memakai pakaian kerja. Lalu Salman menegur ummu Darda, “wahai ummu Darda mengapa engkau memakai pakaian seperti itu? Ummu Darda menjawab “entahlah tidak sedikit pun saudaramu Abu Darda` perhatian terhadap istrinya”. Ketika siang saudaramu berpuasa dan saat malam tiba ia sibuk salat malam. Tiba-tiba datang Abu Darda` dengan membawa makanan dan mempersilahkan Salman untuk memakannya dan menyatakan kalau dirinya sedang puasa. Salman menolak, ia mau makan jika Abu Darda` juga makan. Akhirnya Abu Darda` pun makan. Saat malam telah tiba Abu Darda` pergi untuk salat malam. Namun ketika melihat saudaranya hendak salat malam Salman menegurnya dan menyuruhnya untuk tidur, Abu Darda` pun tidur. Tidak lama Abu Darda` bangun dan hendak mengerjakan salat, namun oleh Salman disuruh tidur kembali. Abu Darda` pun tidur. Tatkala malam sudah lewat Salman membangunkan Abu Darda` dan mengajaknya salat. Usai salat Salman berkata, wahai Abu Darda` bahwasanya Rabbmu memiliki hak atas dirimu, badanmu juga mempunyai hak atas dirimu dan anak isterimu juga mempunyai hak atasmu, maka tunaikanlah hak meraka. Lalu Abu Darda` meneritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah. Nabi pun membenarkan perkataan Salman. (HR. al-Bukhari no. 1867, kitab Ash-Shahabah 462).

Baca Juga:  KIAI MAIMOEN ZUBAIR DAN PEMIKIRANNYA TENTANG ISLAM, PATRIOTISME DAN TOLERANSI DI INDONESIA

Kisah Abu Darda` terdapat pada riwayat lain yakni tentang Abu Darda` ingin menggabungkan ibadahnya dan pekerjaannya (pedagang). Karena hal itu tidak mungkin maka Abu Darda` memilih ibadah dan meninggalkan pekerjaannya. Abu Darda berujar alangkah indahnya jika memiliki toko yang berada di jalanan menuji masjid, tentunya bisa salat dengan tepat waktu dan mendapat untung yang bisa disedekahkan sekitar empat puluh dinar di jalan Allah. Seseorang yang mendengar pun bertanya, “mengapa engkau seakan membenci harta wahai Abu Darda`?

Perlahan Abu Darda` menjawab, “aku takut hisab pada hari kiamat, aku akan ditanya dari mana aku memperoleh harta tersebut dan ke mana aku menggunakan harta tersebut”. Abu Darda` wafat pada tahun 32 Hijriah.

Penulis: Uta Panandang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *