Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Lokal untuk Meningkatkan Taraf Ekonomi Masyarakat Kelurahan Wonosari Kota Semarang melalui Metode PAR (Participation Action Research) dan Paradigma Fungsional

Pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Pemberdayaan masyarakat dilakukan antara lain melalui partisipasi masyarakat. Dalam memberdayakan masyarakat, selain dilakukan reorientasi peran pemerintah pusat dan daerah, juga secara sistematis dan konsisten melakukan penyadaran terhadap masyarakat melalui isu-isu lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan mereka. Isu lokal yang diangkat dalam tulisan ini adalah mendorong peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi angka kemiskinan melalui upaya mengoptimalkan potensi yang ada di salah satu kelurahan di Kota Semarang.

Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Kota ini disebut juga sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Sebagai salah satu kota berkembang di Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat. Kota Semarang sama halnya seperti kota metropolitan lain yang dijadikan tujuan masyarakat untuk mencari pekerja dan memperoleh pelayanan publik yang lebih baik. Fasilitas publik yang memadai, perkembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat, dan banyaknya pusat perindustrian di Kota Semarang menjadi alasan banyaknya masyarakat pendatang di kota ini. Daya tarik yang dimiliki Kota Semarang dan tingkat kepadatan penduduk di kota ini menimbulkan munculnya berbagai permasalahan sosial, terutama masalah kemiskinan dan pengangguran. Permasalahan kemiskinan dan pengangguran merupakan permasalahan sosial yang sering ditemukan di berbagai wilayah termasuk di Kota Semarang. Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) menunjukkan bahwa persentase pengangguran di Kota Semarang saat ini mencapai 5,29%. Selain itu, tercatat pula tingkat penduduk miskin di Kota Semarang pada jangka tahun 2011-2018 sebesar 4,14% yaitu sebanyak 73.650 jiwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2018.

Kondisi ekonomi dan sosial tersebut bisa menunjukkan angka kemiskinan dan pengangguran cukup tinggi di kota Semarang. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pemberdayaan secara berkelanjutan. Pemerintah Daerah Kota Semarang sendiri telah menyusun kebijakan penanggulangan kemiskinan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2016 yaitu tentang Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang. Arah kebijakan pemerintah daerah yaitu membuat program penanggulangan kemiskinan. Program yang dimaksud meliputi kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan makro serta kegiatan-kegiatan lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Baca Juga:  Posisi Perkataan dan Konten Influencer Dakwah sebagai Argumen dalam Diskusi di Media Sosial

Sasaran program penanggulangan kemiskinan merupakan seluruh kelurahan yang ada di Kota Semarang. Badan Pusat Statistik Kota Semarang mencatat dalam data tahun 2019 bahwa secara administratif, kota ini memiliki 16 kecamatan dan 177 kelurahan dengan kepadatan penduduk sebanyak 1,79 juta jiwa. Salah satu kelurahan yang menjadi sasaran program penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang adalah Kelurahan Wonosari. Daerah ini terkenal dengan wilayahnya yang berdekatan dengan Jalan Raya Tugu Pantura sebagai jalan utama keluar-masuk transportasi antar kota. Akses yang mudah dan strategis menjadi nilai tambah Kelurahan Wonosari. Bahkan, selain organisasi warga, Kelurahan Wonosari juga memiliki beragam kekayaan berupa alam, budaya, sejarah, dan sosial sehingga dapat menciptakan sebuah potensi desa, baik wisata, kuliner, maupun sejarah. Ide-ide masyarakat menjadikan Kelurahan Wonosari menjadi salah satu kelurahan dengan daya tarik tersendiri.

Penulis melihat bahwa warga Kelurahan Wonosari tidak hanya menunggu bantuan dari program pemerintah untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Mereka juga berupaya untuk bersikap mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. Mereka secara tidak langsung sudah memulai proses pemberdayaan dengan menggunakan metode PAR (Participation Action Research), yaitu berpartisipasi secara langsung dan penerapan Paradigma Fungsional melalui pemanfaatan potensi lokal yang ada dan mengoptimalkannya agar mencapai hasil yang terbaik. Hal ini dibuktikan bahwa Kelurahan Wonosari memiliki Kampung Tematik unggulan yang sampai saat ini masih aktif dan menjadi prioritas potensi desa dan daya tarik masyarakat setempat, yaitu Kampung Tematik Olahan Singkong yang berada di RT 01/06 Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Lokasi Kampung Tematik Olahan Singkong berada di satu RW yang sama dengan pondok pesantren tertua di Kota Semarang. Di Kampung Tematik Olahan Singkong atau yang biasa disebut Kampung Tematik OLASI, terdapat beragam hasil olahan singkong. Selain itu, lokasi Kampung Tematik OLASI juga berdekatan dengan Pasar Tradisional Mangkang. Penataan ini dilakukan dengan harapan kampung tersebut dapat dirancang untuk menjadi Kampung Wisata Jajanan Olahan Singkong dan perumahan yang asri serta nyaman sehingga dapat menunjang Wisata Kuliner Jajanan Olahan Singkong. Pemberdayaan masyarakat sekitar dengan pengolahan Jajanan Olahan Singkong diharapkan menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan. Terdapat lebih dari 20 produk hasil olahan singkong yang dihasilkan oleh masyarakat Kampung Tematik ini. Hasil dari produksi ini dipasarkan di salah satu rumah warga Kampung Tematik OLASI, tepatnya di kediaman ketua Karang Taruna setempat. Kemudian, produk olahan singkong ini pun dijual ke pasar tradisional dan beberapa toko lainnya.

Baca Juga:  Beauty Standard

Kelurahan Wonosari juga memiliki beragam ragam UMKM yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar. Program festival bagi seluruh UMKM di Kecamatan Ngaliyan bahkan se-Kota Semarang diadakan dengan tujuan memperkenalkan kepada masyarakat umum akan kekayaan dan kreativitas yang dimiliki masyarakat tiap kelurahannya. Masyarakat pun dapat memperoleh keuntungan dari hasil penjualan produk dan membangun citra dari Kelurahan Wonosari. Selain itu, potensi lainnya di kelurahan ini adalah adanya sport center yang menjadi salah satu tempat olahraga yang cukup besar dan diminati banyak kalangan yaitu gedung olahraga (GOR) Hamas. GOR ini terdiri dari GOR Badminton dan GOR futsal. Lokasi kedua GOR ini berseberangan di tengah pemukiman masyarakat. Jalan menuju lokasi ini terletak di antara pepohonan yang rindang sehingga udaranya pun sangat sejuk. Potensi yang dimiliki Kelurahan Wonosari berikutnya yaitu Kebun Binatang Semarang yang sudah lama berdiri dan menjadi salah satu ikon dari Kota Semarang yang terletak di ujung barat Kelurahan Wonosari. Beberapa program tersebut merupakan upaya untuk mengurangi angka kemiskinan dengan mengoptimalkan potensi lokal sesuai imbauan dari Walikota Semarang untuk mengembangkan potensi lokal. Selain itu, program tersebut juga bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat di Kelurahan Wonosari.

Oleh: Adina Agung Laksono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *