Posisi Perkataan dan Konten Influencer Dakwah sebagai Argumen dalam Diskusi di Media Sosial
Genealogi Influencer Dakwah
Nabi Muhammad Ṣallā Allāh ‘Alayhi wa Sallam menyampaikan dan menjelaskan wahyu yang diterimanya kepada para sahabat dalam berbagai kesempatan. Penjelasan tersebut ada kalanya disampaikan saat khutbah, setelah salat, atau dalam beberapa kesempatan lainnya. Tidak semua sahabat hadir saat Nabi menjelaskan wahyu tersebut sehingga sahabat yang tidak hadir perlu mengambil penjelasan tersebut dari sahabat yang hadir.
Selain penyampaian dari sahabat yang hadir ke yang tidak hadir, ada juga beberapa utusan yang dikirim oleh Nabi Ṣallā Allāh ‘Alayhi wa Sallam untuk mengajarkan Islam di daerah-daerah tertentu. Contohnya adalah sahabat Muṣ’ab bin Umayr yang dikirim ke Madinah dan Mu’adh bin Jabal yang dikirim ke Yaman. Mereka diperintahkan untuk mengajarkan Islam dan menyampaikan pengetahuan yang mereka dapat dari Nabi Ṣallā Allāh ‘Alayhi wa Sallam.
Penyampaian penjelasan yang dilakukan oleh para sahabat terus berlangsung hingga Nabi Ṣallā Allāh ‘Alayhi wa Sallam wafat. Penyampaian tersebut juga berlanjut hingga generasi setelah sahabat, yakni para tabiin senior (kibār al-tābi’īn). Dari tabiin senior lalu berpindah ke tabiin junior (ṣighār al-tābi’īn), lalu tābi’ al-tābi’īn, lalu generasi selanjutnya hingga para guru dan tokoh agama pada masa sekarang.
Tugas guru dan tokoh agama pada masa sekarang sama dengan tugas para pengajar di masa lampau, yaitu menyampaikan ajaran agama dan menjawab persoalan yang terdapat di masyarakat. Hanya saja, terdapat kemungkinan adanya beberapa perbedaan dalam metode yang mereka gunakan. Perbedaan ini muncul karena perbedaan kondisi masyarakat yang mereka hadapi.
Pada masa sekarang, jarak tidak lagi menjadi sekat bagi manusia yang tinggal berjauhan untuk berkomunikasi. Kemudahan semacam ini dimanfaatkan oleh para guru agama untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama kepada khalayak luas. Di antara pihak yang memanfaatkan kemudahan ini adalah para influencer dakwah yang semakin hari, jumlah dan popularitasnya mengalami kenaikan yang signifikan.
Influencer dakwah adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu agama dan menyebarkannya melalui konten-konten di media sosial. Terkadang, mereka juga membuka forum tanya jawab agar orang-orang bisa mendapatkan jawaban terkait permasalahan keagamaan yang dihadapi. Para influencer dakwah ini akan menjawab sesuai kapasitas pengetahuan dan referensi yang mereka miliki.
Kehadiran influencer dakwah ini mendapat sambutan baik dari masyarakat luas karena memudahkan orang untuk mendapatkan pengajaran agama dari mana saja. Pengajaran agama yang mulanya terkesan saklek dan harus menghadiri majelis atau sekolah-sekolah keagamaan berubah menjadi lebih fleksibel dan menyenangkan.
Sebenarnya, pemanfaatan kemajuan teknologi untuk penyebaran ajaran agama bukanlah hal yang baru ditemukan oleh umat Islam. Beberapa puluh tahun yang lalu, pemanfaatan kemajuan teknologi untuk penyebaran agama sudah dilakukan oleh para penginjil. Dalam tradisi Kristen, terdapat istilah televangelism yang berarti penyebaran ajaran agama jarak jauh. Orang yang melakukan kegiatan tersebut dinamakan televangelist. Seorang uskup bernama Fulton Sheen disebut-sebut sebagai televangelist pertama.


