Digitalisasi Koleksi Naskah Museum Islam Nusantara Lasem; Merawat Harta Karun Sejarah dan Budaya

digitalisasi

Kajian terhadap naskah-naskah kuno saat ini semakin marak dilakukan. Hal ini ditandai dengan produktifnya lembaga-lembaga yang berupaya mendigitalisasi naskah-naskah tersebut. Tujuan utama dari program digitalisasi ini adalah agar naskah-naskah kuno tetap terjaga meskipun fisiknya mungkin mengalami kerusakan di kemudian hari. Para pemilik naskah, terutama perseorangan, juga turut merasa senang dengan adanya program ini.

Digitalisasi adalah proses transformasi dari teknologi analog ke teknologi digital. Proses ini melibatkan penggunaan perangkat elektronik seperti komputer, perangkat mobile, dan jaringan internet untuk menyimpan, mengelola, dan mengakses informasi.[1] Ilmu filologi, yang menitikberatkan fokus pada manuskrip-manuskrip kuno, memainkan peran penting dalam pemahaman dan pelestarian warisan budaya ini.

Pihak-pihak terkait dalam upaya pelestarian naskah nusantara harus bekerja keras untuk mengidentifikasi keberadaan naskah kuno yang ada di seluruh pelosok negara Indonesia. Ini mencakup naskah yang dimiliki oleh lembaga maupun individu sehingga keberadaan naskah kuno dapat dipetakan dan ditindaklanjuti dengan tindakan pelestarian. Tindakan tersebut berupa konservasi fisik maupun pelestarian kandungan informasi yang terkandung dalam naskah-naskah tersebut.

Salah satu Lembaga yang memiliki antusiasme tinggi dan menarik untuk dicontoh adalah Museum Islam Nusantara Lasem Rembang. Antusiasme warga sekitar menjadikan koleksi Museum Islam Nusantara semakin beragam dengan menyumbangkan naskah-naskah kuno yang dimiliki, seperti kitab tauhid dan tasawuf, kitab maulid, mushaf-mushaf Al-Qur’an dan masih banyak lagi.

Selain itu, beberapa stakeholder seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, dan Pemerintahan Provinisi Jawa Tengah juga membantu dalam pembangunan dan pelestarian koleksi naskah Museum Islam Nusantara. Oleh karena itu, koleksi manuskrip Museum dapat diakses terbuka melalui https://pujangga.perpus.jatengprov.go.id/naskah/rembang/ untuk memudahkan pengunjung mengeksplorasi naskah secara langsung.

Salah satu koleksi naskah Museum yang telah didigitalisasi

Penelitian yang berkelanjutan terhadap naskah-naskah kuno memang memiliki nilai yang sangat berharga. Meskipun permasalahan zaman sekarang berbeda, kita dapat memetik pelajaran berharga dari pengalaman nenek moyang kita melalui naskah-naskah yang tersebar di Nusantara.

Baca Juga:  DEMA STAI AL-ANWAR Adakan Latihan Kepimpinan Mahasiswa Untuk Ketua Dan Wakil Ketua ORMAWA

Naskah kuno adalah warisan budaya yang sangat berharga. Melalui naskah-naskah ini, kita dapat memahami sejarah, kebudayaan, dan pemikiran nenek moyang kita. Pelestarian naskah kuno adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, mari bersama memastikan pengetahuan dan kebijaksanaan masa lalu tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Pesan Narasumber[2]

Barangkali pihak STAI Al-Anwar dapat mengonsolidasikan hasil penelitian untuk memudahkan mahasiswa di kemudian hari. Selain itu juga, kami harap dapat menerima laporan dari hasil penelitian mahasiswa sebagai arsip kami. Terakhir, mari bersama-sama saling memberikan masukan yang terbaik untuk khazanah manuskrip. Manuskrip adalah milik umat, bukan milik siapa-siapa, untuk kepentingan bersama, untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Oleh: Ahmad Zakki Musyarrof


[1] Tuty Hendrawati, “Digitalisasi Manuskrip Nusantara Sebagai Pelestari Intelektual Leluhur Bangsa”, (Ejournal Perpusnas RI Vol. 25 No. 4 2018), 30.

[2] Abdullah Hamid, SIP., Petugas Perpustakaan Museum Islam Nusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *