Menjadi Ajang Silaturahmi Para Aktor Demisioner, UKM Teater Saroengan Gelar Pentas Paripurna
Sarang, Narasi Garda Pena – Adakan pementasan panggung lanjutan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Saroengan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar menggelar pentas paripurna yang diperankan oleh Mahasiswa/i Semester VII pada (20/11/24) di Auditorium Gedung Maimoen Zubair (MZ) dengan menggagas dua konsep panggung yang berbeda dari pementasan tahun lalu. Pementasan ini menjadi ajang silaturahmi bagi mereka yang sudah tidak ikut terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan dengan anggota baru UKM Teater Saroengan.
Acara yang berlangsung selama dua jam dihadiri sekitar 300 penonton. Terjadi peningkatan penonton dari acara yang digelar tahun lalu, dengan penonton mahasiswi yang lebih mendominasi hampir memenuhi setengah gedung MZ, juga dihadiri oleh tamu undangan dari Teater Saung dan Teater Lintang Giri. Acara dibuka oleh host Basda Cici E. dan Karimatul Abedieh, dilanjut dengan pementasan pertama bertajuk Dendam dengan menggunakan panggung prosenium, selesai pementasan, acara dilanjut dengan tiga panampilan puisi dari penonton yang turut memeriahkan acara sambil mempersiapkan pementasan yang kedua, salah satunya musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Sarah selaku sesepuh teater yang sekarang menjabat sebagai Tata Usaha (TU) STAI Al-Anwar. Setelah pembacaan puisi rampung, acara dilanjut dengan pementasan kedua yang mengangkat tema persatuan ras yang berjudul Bansos menggunakan panggung arena sebagai media pentas. Acara ditutup dengan sarasehan serta penilaian kedua penampilan dari tamu undangan dan senior teater.
Di tengah kesibukan para aktor yang juga sedang mempersiapkan skripsi, peran mereka tetap diusahakan semaksimal mungkin karena dibantu dan didukung oleh angkatan semester V dan semester III. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu aktor Dendam, Aqidatul Izzah “Kesibukan kami selain itu ya mikir judul, ngerjain latar belakang, dikejar deadline karena teman-teman sudah banyak yang sempro. Persiapan kemarin itu lumayan amburadul tapi mungkin gara-gara dialognya sedikit jadinya enak lah buat mahaminya. Lah juga waktunya sangat mepet jadinya kita latihan itu ya habis PKL. hambatannya mungkin gara-gara kita udah semester VII terus juga jarang keluar, jadinya ya mager itu salah satu faktor penghambat sih. Faktor pendukungnya ya mager gak mager kita tetep mengusahakan latihan soalnya kapan lagi kan bisa pentas kayak gini. Untuk pentas yang Dendam gara-gara tidak ada yang meng-handle musik sound-nya jadinya kurang dapet sedihnya,”Jelasnya.
Selain itu, untuk persiapan penyelenggaraan pementasan Bansos, penonton dan tamu undangan diarahkan oleh para panitia untuk mengosongkan area tengah gedung dan mengisi kedua sisi gedung. Penampilan ini memfokuskan penonton dari berbagai arah. Persiapan mengarahkan penonton untuk berpindah posisi cukup mengerahkan semua panitia untuk bergerak karena ketidak kondusifan. Seperti yang dikeluhkan Khoridatul Anisah selaku panitia acara, “Wah kalau semua panitia enggak gerak, aku sama temen panitia acara yang lain pasti bakalan keteteran banget, apalagi kalau udah urusan mindahin penonton perempuan, mereka tuh pada ribet dan rame banget, jadi kami minta bantuang sebelum acara dimulai ke semua panitia buat ikut menertibkan juga, terus kan kami ngejar waktu juga buat pementasan kedua itu,”Paparnya.
Reporter: Wahib Umar