Mengusung Tema “Kita, Literasi dan Peradaban yang Tak Pernah Usai”, Pustaka Fest VI STAI Al-Anwar Resmi Dibuka

Opening Pekan Pustaka

Sarang, Narasi Garda PenaPerpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar kembali adakan Pekan Pustaka yang ke VI dengan mengangkat tema “Kita, Literasi dan Peradaban yang Tak Pernah Usai”. Opening diselenggarakan di Auditorium Gedung Maimoen Zubair (MZ) STAI Al-Anwar pada Sabtu (14/12).

Opening dibuka dengan dubbing suara, dilanjut dubbing video yang mengisahkan perjuangan santri dalam meraih mimpi. Setelah sesi dubbing video, rangkaian acara dilanjut dengan pembacaan puisi yang dibawakan oleh Hilmi Nur Alfian.

Ketua STAI Al-Anwar, Dr. KH. Abdul Ghofur, MA. membuka rangkaian acara dengan sambutan dan berharap kampus STAI Al-Anwar masuk dalam kategori kampus yang baik dengan tingginya literasi. “Salah satu tolok ukur pendidikan itu ada di perpustakaan, semakin banyak mahasiswa/i yang datang ke perpustakaan, berarti menjadi indikasi bahwa kampus ini berjalan dengan baik,” tutur Ketua yang akrab disapa Babah tersebut.

Sebagai penutup sambutannya, Babah ingin STAI Al-Anwar menjadi pusat rujukan dalam negeri. “Kami ingin membangun kampus dengan sebaik-baiknya, ingin menjadi pusat kajian di negeri ini, mulai dari pimpinan hingga seluruh elemen kampus ini, dan hari ini kita buka asa itu,” harap Babah.

Rundown acara dilanjutkan dengan launching majalah Al-Hibr edisi ke VI LPM Garda Pena yang berjudul “Respon Pesantren Terhadap Kecerdasan Buatan”, dilanjut dengan penandatangan Memorandom of Understanding (MoU) antara perpustakaan STAI Al-Anwar dan perpustakaan Umar Harun.

Fina Qurrotal Aini selaku panitia, mengatakan tujuan diselenggarakannya peresmian MoU dikarenakan kurangnya fasilitas buku yang ada di perpustakan Umar Harun. “Ya, karena di perpustakan Umar Harun masih membutuhkan banyak buku,” ucap Fina.

“Dengan adanya kolaborasi ini, besar harapan agar dapat mengembangkan literasi dan pemberdayaan pendidikan di kalangan pelajar dan mahasiswa,” tambahnya.

Baca Juga:  Mengenal Jurnalistik bersama LPM Garda Pena STAI Al-Anwar dan Alief Irfan Choiri

Selanjutnya, puncak acara Opening Pekan Pustaka adalah talkshow bertema “Cerdas Berliterasi Pionir Peradaban Berdikari” yang dibawakan oleh Fitri Febriyanti, S.S., M.A. selaku moderator, dan Nadia Jirjis, Lc serta Trini Hariyanti selaku pemateri.

Dalam menjawab fenomena literasi Indonesia yang masih rendah yang disampaikan oleh moderator, Trini Hariyanti selaku founder Rumah Tumbuh Khodijah mengatakan memang Sumber Daya Manusia (SDM) kita masih rendah. “Awal adanya data dari UNESCO tahun 2021 bahwa Indonesia berada dalam peringkat 100 secara global tentang literasi, teman-teman literasi protes, karena ketika di lapangan mengungkapkan sebaliknya; bahwa anak-anak yang kami datangi itu seperti kehausan dalam membaca. Namun akhirnya kami paham, bahwa literasi bukan hanya tentang menambah bacaan, tapi juga menangkap dan menyampaikan informasi. Sering kita lihat di pinggir jalan ada simbol P yang disilang malah banyak yang parkir di situ, dan itulah yang dinamakan literasi rendah,”  jelas Trini.

Senada dengan Trini, Mamah Nadia (sapaan akrabnya) menegaskan bahwa literasi tidak hanya menambah bacaan saja. “Yang perlu didorong itu literasinya, bukan membacanya. Maka perlu adanya pendampingan. Sering juga kita jumpai ‘jangan buang sampah di sini’ tapi tetap ada sampah. Padahal mereka ya membaca, nah inilah yang perlu di kawal,” tegas Mamah Nadia.

Acara yang berlangsung selama dua jam lebih mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.46 WIB tersebut ditutup dengan pembacaan doa oleh Moh. Muhyiddin M.Ag

Reporter: Siti Khodijah, Lizza Diana Al Fajri, La’ali Mazaya Zahiroh, Yasir Aulia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *