Ngaji Literasi, Gramedia Gelar Bedah Buku “Filsafat untuk Pemalas”

Sarang, Narasi Garda Pena-Berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Al-Anwar 3, Gramedia Semarang mengadakan acara bedah buku Filsafat untuk Pemalas. Buku ini dibedah langsung oleh penulisnya, Achmad Dhofir Zuhry. Bedah buku ini merupakan bagian dari rangkaian acara Ngaji Literasi yang berlangsung selama dua hari (16-17/10). Acara tersebut bertempat di Auditorium Gedung Maimoen Zubair Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang.

Pada hari pertama (16/10), Gramedia Semarang mendirikan tiga stan bazar buku. Menurut salah satu perwakilan Gramedia Semarang, Riko, buku-buku yang ditawarkan oleh Gramedia dalam kegiatan bazar itu tergantung siapa yang menjadi narasumber dan di mana bazar dilaksanakan. Pada bazar kali ini, Gramedia Semarang membawa buku-buku bertema religi dan pendidikan, mengingat narasumber pada event ini ialah Gus Dhofir (sapaan Achmad Dhofir Zuhry) dan bertempat di kalangan mahasantri. Selain dua tema tersebut, Gramedia Semarang juga menawarkan buku-buku best-seller.

 “Salah satu cara dari kami agar tetap mengikuti tren literasi yaitu dengan mencetak buku-buku yang baru, yang sekarang lebih condong kepada buku-buku dengan tema kehidupan,” ujar Riko.

Adapun acara inti dari Ngaji Literasi ini adalah bedah buku Filsafat untuk Pemalas yang dilaksanakan pada hari kedua (17/10). Wakil Ketua III Bidang Akademik STAI Al-Anwar Sarang, Mohammad Luthfil Anshori, Lc., M.Ud., membuka acara tersebut dengan sambutan. Setelah sambutan selesai, acara dilanjut dengan bedah buku yang dipaparkan oleh Gus Dhofir.

Dalam pemaparannya, Gus Dhofir menceritakan bukunya Filsafat untuk Pemalas. Menurutnya, segi kebahasaan dan isi buku tersebut disesuaikan dengan generasi Z. Ia memilih kata-kata yang mudah dipahami oleh banyak kalangan, alih-alih istilah-istilah yang rumit.

“Dalam penulisan buku ini, saya menghindari untuk mencantumkan bahasa-bahasa filsafat yang rumit dan saya ganti dengan Bahasa Indonesia. Walaupun pengalihbahasaan tersebut tidak mudah, tapi ini saya lakukan karena ingin merayakan tulisan dalam Bahasa Indonesia,” tuturnya.

Baca Juga:  K.H. Muhammad Najih Maimoen: Kalau Ingin Menghargai Pesantren, Pemerintah Harus Mengakui Musyawarah Malam

Dalam mendasari pemaparannya mengenai filsafat, Gus Dhofir mengatakan bahwa kita ini adalah filsuf terhebat bagi diri sendiri. Makanya, menjalani hidup kita itu lebih hebat daripada menjalani hidup orang lain.

Hadir sebagai pendamping narasumber, KH. Aminoto Sa’doellah mengapresiasi tulisan karya Gus Dhofir tersebut. KH. Amin memberikan kritiknya terhadap buku-buku era sekarang yang menurutnya kurangnya penyambung antar subbab sehingga sulit bagi pembaca untuk mencapai pemahaman yang utuh dan runtut. Ia juga berpesan kepada seluruh penulis yang ingin berkarya dalam hal filsafat agar tidak menghilangkan esensi dari filsafat itu sendiri.

“Kalau misalkan saya yang buat buku, saya meninggalkan bahasa filsafat tapi tidak meninggalkan esensi filsafatnya. Filsafat yang dibuat populer itu curiganya, yang kena malah populernya, filsafatnya hilang. Penulis yang hebat yaitu penulis yang dapat mengemas sesuatu dengan apa adanya tapi dapat membuka cakrawala pengetahuan,” ujar KH. Amin mengomentari buku Filsafat untuk Pemalas.

Salah seorang mahasiswi yang mengikuti acara bedah buku tersebut, Naila Husnan Nada, merasa senang dengan adanya acara ini. Menurutnya, jarang ada event yang berlatar belakang filsafat. Sementara itu, salah satu panitia acara, Ilma Arifa mengatakan bahwa acara ini merupakan kolaborasi pihak Gramedia dengan Pondok Pesantren Al-Anwar 3.

“Acara ini merupakan permintaan dari pihak Gramedia untuk menyelenggarakan bedah buku di berbagai pondok, salah satunya di Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Sarang. Dan kami (pengurus Pondok Pesantren Al-Anwar 3) menerimanya dengan senang hati,” tutur Arifa.

Acara yang berlangsung selama dua jam ini ditutup pada pukul empat sore. Di akhir acara, terdapat sesi penyerahan hadiah kepada para peserta yang aktif bertanya. Kemudian, pemateri bersama audiens melakukan foto bersama.

Baca Juga:  UKM Falak Mathla’ul Hilal Kunjungi Planetarium UIN Walisongo Semarang

Dalam acara tersebut, hadir beberapa pengajar STAI Al-Anwar Sarang seperti KH. Aminoto Sa’doellah, Mohammad Luthfil Anshori, Lc., M.Ud., dan Dr. Bisri Musthofa. Ketua STAI Al-Anwar Sarang, Dr. KH. Abdul Ghofur, MA., juga turut meluangkan waktu untuk hadir di sela-sela kesibukannya.

Reporter: Naila Khozainul Muna, Lailatul Mukaromah, Lailatul Fitriyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *