Mencetak Jurnalis yang Responsif di Era Digital: Pemantik Ungkap Tips dan Trik Menulis Berita yang Berkualitas
Sarang, Narasi Garda Pena- Untuk memberikan pemahaman tingkat dasar tentang dunia kejurnalistikan, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Garda Pena Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang adakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD). Acara berlangsung selama 2 hari dari Senin hingga Selasa (11-12/11). Hari pertama acara diisi oleh Alief Irfan Choiri, yang merupakan Wakil Sekertaris Lembaga Ta’lif wan Nasyr Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (Wasek LTN PCNU) Tuban, dengan berbagai materi yang mencakup jenjang Karir Jurnalis, Masa Depan Jurnalis, Nilai Berita, Proses Produksi Berita, hingga pengaplikasian Jurnalis di era Digital.
Pada hari pertama, Senin (11/11) pelatihan dimulai pukul 14.00 WIB dengan pembukaan yang disampaikan oleh Inayatul Masfiyah. selanjutnya acara dilanjut dengan sambutan-sambutan yang diawali oleh Arya Khadarfi selaku Ketua Panitia dan dilanjutkan oleh Ketua LPM Garda Pena, Said Nabhan. Pukul 14.30, Alief mulai sharing pengalaman dan mengatakan kepada para peserta bahwa profesi Jurnalis dilindungi oleh undang-undang. “Seorang Jurnalis dilindungi oleh undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 1999 tentang Pers,” tutur Alief.
Dalam pembuatan berita, Alief menekankan bahwa berita harus disajikan secara cepat, nyata, penting, dan menarik seperti yang diungkapkan oleh Asep Syamsul M. Romi.
“kalau bisa kalian saat membuat berita, seperti acara ini misalnya, acara ditutup berita sudah di upload, jangan sampai berita yang kita buat menjadi basi,” ucap alief.
Alief menginginkan bahwa kejurnalistikan pada era digital ini jangan cuma berputar-putar dalam pembuatan berita text saja, melainkan untuk lebih bisa menguasai elemen-elemen multimedia.
“jangan merasa puas jika kalian hanya diajarkan kakak-kakak kalian dengan 5 W + 1 H dalam pembuatan berita. Mintalah pelatihan yang berbasis multimedia seperti pembuatan poster, animasi, slide, dan lainnya karena saat ini orang lebih tertarik membaca informasi dalam bentuk poster dengan kalimat singkat daripada membaca berita yang panjang” tambahnya
Adapun harapan pemateri dari adanya kegiatan ini yaitu agar anggota LPM Garda Pena bisa terus belajar dan mengasah kemampuan jurnalistik mereka.
“masa depan jurnalistik bukan hanya sebagai reporter saja, kalian bisa menjadi penulis, konten creator, editor, fotografer, hingga penyiar berita,” ungkap Alief
Acara di tutup pada pukul 16.25 WIB setelah sesi Question and Answer (QNA) bersama pemateri. Para peserta kemudian dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima orang, masing-masing dipandu kakak pembimbing untuk menulis berita tentang pelatihan ini. Di akhir acara, LPM Garda Pena memberikan sertifikat kepada pemateri dan peserta yang aktif berpartisipasi, lalu dilanjut dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Reportase: Faiqul khija