Pendidikan Sekarang Bobrok, Guru atau Kurikulum yang Jadi Masalah
Sarang, Narasi Garda Pena – Pendidikan Rusak-rusakan adalah buku karangan Ki Darmadiningtyas yang dibedah serta sebagai referensi pembelajaran oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Ahadan (FA) pada Ahad (20/11) di ruang baca (rb) putri siang tadi. Bedah buku yang dihadiri mahasiswa STAI Al Anwar itu dimulai pukul 14:00 Wib dan selesai pukul 16:20 Wib. Walaupun bedah buku tersebut bertemakan pendidikan, namun dihadiri bukan hanya dari mahasiswa prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), tetapi juga dari mahasiswa prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IQT). Dengan menghadirkan pembicara I, Aji Pangestu, merupakan mahasiswa lulusan STAI Al Anwar, yang sekarang tengah menggeluti gelar Magister di Universitas Sunan Ampel, dan pembicara II, Daimul Umam, selaku Founder-Gubuk Baca Cahaya Negeri (GBCN), menjadi daya Tarik tersendiri di acara tersebut.
Setelah Moderator membuka sesi pertama, disambung pemateri I, Aji Pangestu, menyampaikan beberapa point penting yang didapat dari buku karangan Ki Darmadiningtyas tersebut. kemudian membandingkan isi buku dengan realitas pendidikan sekarang, dan mengkritisi kinerja ranah pendidikan dalam cakupan nasional. Jika pembicara I menjelaskan isi buku secara garis besar, maka pemateri II, Daimul Umam, membuka isi buku lebih dalam. Dimulai dari tokoh-tokoh yang memotivasi Ki Darmadiningtyas dalam kancah Pendidikan, hingga mengutip apa yang disampaikan pengarang buku, bahwa Menteri Pendidikan terburuk adalah Nadiem Makarim. lalu sesi berlanjut ke sesi interaktif.
“Komoditas ilmu pengetahuan adalah Universitas yang didirikan untuk mempertahankan dan mengembangkakn ilmu pengetahuan bersama dosen dan mahasiswa, bukan malah menjadi komoditas yang diperjualbelikan”. Ucap Aji. Ia menambahi tentang tiga hal penting dalam Pendidikan, yaitu Guru, Murid, dan Kurikulum. Konsep kurikulum yang ideal menurut Aji adalah kurikulum yang disesuaikan dengan perubahan zaman atau kebutuhan murid. Namun hal itu juga harus disertai tokoh guru yang memahami dan mau menerima perubahan kurikulum tersebut. Jawab Aji mengenai konsep ideal kurikulum yang ditanyakan oleh salah satu mahasiswa.
“Ruh Pendidikan sudah hilang sejak dua dekade lalu, hingga sekarang”. Ucap Daimul Umam mengomentari dunia pendidikan yang merujuk pada buku dan realitas sekarang. (Red: S. Huda)