Si Bungsu dan Lukanya

Si Bungsu dan Lukanya

Hujan yang tak pernah mengeluh ketika ia jatuh berkali-kali

Bahkan setelah jatuh pun dia akan kembali

Tersingkir oleh resapan tanah

Tapi ini bukan soal hujan yang jatuh

Dedaunan yang kembali diterpa kencangnya angin

Tak pernah menuntut untuk kembali

Walaupun tanpa arah, atau bahkan terbakar api sekalipun

Tapi ini bukan soal daun

Saat semua pergi,

Hanya si Bungsulah yang tersisa

Di antara reruntuhan mimpi, si Bungsu berdiri

Bukan karena tak mencoba, tapi dunia ini

terlalu berat di kaki

Si Bungsu yang lahir di ujung kelelahan orang tua

Mewarisi lebih banyak tangis dari pada tawa

Di antara semua harap yang harus si Bungsu capai

Si Bungsu menciptakan aksara yang dibuat sendiri

Menciptakan kebahagiaan tanpa henti

Seolah lupa itu hanyalah ilusi

Yang takkan pernah jadi nyata

Saat semua angan yang terjadi

sialnya si Bungsu sendirilah yang menciptakannya

Bukan tanpa alasan semuanya sebab tekanan

Tak ada yang bisa menyalahkan keadaan

Semua akan berlalu walau bagaimanapun nantinya

Mungkin si Bungsu hanya tenggelam di lautan yang sunyi

Mencari jawaban di dalam diri

Yang terus menyembunyikan makna sejati

Oleh: Khavifunnadia

Baca Juga:  Malaikat Berdasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *