Antusiasme Mahasiswa STAI AL-Anwar Sarang Mengikuti Stadium Generale bersama Mahfud MD
Sarang, Narasigardapena – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang mengadakan acara Studium Generale yang mengusung tema “Fiqh Siyasah Pemilu Demokratis dan Bermartabat” pada Minggu (15/10) di ruang auditorium STAI Al-Anwar Sarang. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P., dan beberapa tokoh penting lain, seperti Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A., Ph.D. dan KH. Abdullah Ubab Maimoen.
Pada acara tersebut, Dr. KH Abdul Ghofur selaku Ketua STAI Al-Anwar Sarang memberi apresiasi kepada para santri atas prestasi yang diraihnya. Tidak hanya dibidang akademik, namun juga bidang non akademik. Oleh karena itu, tema kuliah umum Fiqh Siyasah ini sangat pas bagi santri.
“Santri-santri itu luar biasa. Tidak hanya bidang akademik yang digeluti, santri-santri itu juga bisa menjuarai Pagar Nusa tingkat internasional. Jadi, Fiqh Siyasah ini sangat pas bagi para santri,” ujar Babah Ghofur.
Selain jajaran dosen yang antusias menghadiri acara tersebut, ratusan mahasiswa juga mengikutinya dengan penuh semangat dan khidmat. Salah seorang mahasiswi prodi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir, Maymanah mengaku antusias saat penayangan profil Mahfud MD. May mengungkapkan kekagumannya terhadap Menkopolhukam tersebut dan sangat ingin meneladani jejak, sikap, ataupun prestasi yang beliau raih.
“Masya Allah sekali untuk bapaknya. Saya sangat ingin meneladani beliau, entah sikap ataupun prestasi-prestasinya,” ujar Maymanah.
Antusias dari para mahasiswa lain juga terlihat dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para mahasiswa atas tema yang dibahas. Pertanyaan tersebut kemudian didiskusikan secara interaktif, kondusif, dan edukatif. Di antaranya, pertanyaan dari Rizky Amelia Hidayat tentang pembatasan peran wanita dalam pemerintahan. Rizky mengungkapkan bahwa pertanyaan tersebut lahir karena adanya isu politik di Indonesia tentang keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengabaikan kesetaraan gender dalam kursi pemerintah. Selain itu, pemerintah juga perlu memperjuangkan hak perempuan yang mempunyai potensi lebih.
Dari pertanyaan tersebut, Mahfud MD menanggapi, kekalahan perempuan itu karena doktrin psikologis di Indonesia. Pemerintah juga membuat kebijakan untuk membantu suara perempuan dengan memberikan afirmasi, yaitu kebijakan yang melanggar hukum. Namun, kebijakan tersebut dibuat untuk menegakkan keadailan.
Studium Generale ini berlangsung selama 4 jam, mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 12.00. Acara ditutup dengan do’a yang dibacakan oleh KH Ubab Maimoen.
Baca Juga: Antusiasme Siswa MA Darul Huda Mayak Mengikuti DHGT IKADHA
Oleh: Naila Khoainul Muna