Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen, MA:“ Kita Ingin Hidup di Posisi Tengah yang Arif ” dalam Acara Malam Puncak SEMAR X STAI Al-Anwar

Sarang – Narasi Garda Pena – Momen yang paling dinantikan akhirnya tiba. Hari Jum’at, 10 Maret 2023 telah terlaksana serangkaian acara malam puncak Semarak Milad STAI Al-Anwar (SEMAR) X Sarang Rembang. Semarak Milad yang mengangkat tema “Dasawarsa Menggapai Asa” ini menggelar acara mulai pukul 19.00-24.00 WIB di Halaman STAI Al-Anwar. Halaman dipadati oleh seluruh mahasiswa, dosen, civitas akademika dan tamu undangan STAI Al-Anwar Sarang. Acara berjalan dengan seru dan penuh khidmat.

Diawali dengan tampilan JQH Adz-Dzauq, mapping 30 detik, acara dibuka oleh Master of Ceremony (MC) yaitu Mustiko dan Della Puspita. Dilanjutkan dengan lantunan ayat suci al-Qur`an, menyanyikan mars dan hymne STAI Al-Anwar oleh UKM PSM Ekantika Voice dengan penuh khidmat. Disambung tampilan music Al-Farabi Transoxiana yang membawakan lagu Maher Zain-Rahmatan lil alamin yang tengah viral. Dilanjutkan menyanyikan lagu SEMAR X oleh maskout, yaitu Dea Nilasari.

Tampilan tak kalah seru yaitu tari dari mahasiswi STAI Al-Anwar yang mengkombinasikan music modern dan tradisional. Selanjutnya talkshow mahasiswa oleh Huril Maula, Achmad Farkhan Ramadhan dan Hisyam Fuady tentang perbedaan pendapat dan sudut pandang klasik, modern dan tengah-tengah.

ikhtilat laki-laki dan perempuan itu tidak boleh. Dalam Islam tidak boleh pacaran, bercampur antara laki-laki dan perempuan”, kata Huril Maula.

Ahmad Farkhan menanggapi bahwa ikhtilat itu boleh bercampur banyaknya laki-laki dan banyaknya perempuan, yang tidak diperbolahkan adalah khalwat. Mereka saling beradu argument dengan tendensi dalil masing-masing. Hisyam Fuady menengahi keduanya bahwa melihat segala hal dari dua sisi itu penting sebab perbedaan merupakan rahmat. Salah satu contohnya di STAI Al-Anwar yang selalu berusaha berada ditengah-tengah atau moderat atas segala pandangan. Salah satunya dengan tetap menjaga tradisi Islam klasik dan responsif terhadap realitas zaman sesuai visi STAI Al-Anwar.

Baca Juga:  The Importance of Studying Accurate History: Debunking Myths about the Wealth and Crowds of the Hijaz in Pre-Islamic Times

Selanjutnya adalah pemutaran after movie atau rekam jejak STAI Al-Anwar Sarang sejak berdiri dan perjalanan selama 10 tahun sampai saat ini menambah satu program studi baru yaitu Perbandingan Mazhab. Seluruh penonton menyimak dengan ta’dzim.

Dilanjutkan talkshow empat narasumber, yaitu para sesepuh dan tokoh pejuang undercover berdirinya STAI Al-Anwar sekaligus sahabat Ketua STAI Al-Anwar, Gus Ghofur Maimoen. Beliau adalah KH. Tsalis Muttaqin, Lc., M.Th.I, Dr. HM. Ridlwan Hambali, Lc., MA, dan Muhammad Najib, Lc, M. Th. I dan dimoderatori oleh KH. Amin Sa’doellah. Keempat narasumber ngendiko tentang muqaddimah, batang tubuh dan penyempurna mengenai sepak terjang STAI Al-Anwar Sarang.

“Apa yang dikatakan oleh Huril Maula, Farhan dan satunya itu benar. Menjadi moderat itu sulit. Harus banyak belajar. Orang akan cenderung ekstrim, manusia itu ekstrim. Kita pengen hidup di posisi tengah dengan posisi arif.  Semisal suatu hal hukumnya haram tapi mau melakukan ya terserah. Itu contohnya di tengah-tengah”, dawuh Gus Ghofur.

Gus Ghofur mengatakan bahwa beliau bersyukur dikelilingi orang-orang baik dan luar biasa, memiliki santri yang luar biasa dan memiliki istri yang luar biasa. Termasuk santri-santri beliau yang saat ini ikut berjuang bersama beliau memikirkan STAI Al-Anwar di antaranya Mohammad Luthfil Anshori, Lc., M.Ud, Abdul Wadud Kasful Humam, M.Hum, Nur Huda, S.Hum., M.A. dan lainnya. Beliau mengucapkan syukur dan terima kasih sebesar-besarnya memiliki santri-santri yang luar biasa.

Talkshow ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Dr. KH. Abdul Ghofur, MA. Dilanjutkan dengan choice award nominasi dosen dan mahasiswa terfavorit. Dosen tervaforit tahun ini disabet oleh Ali Ja`far, S.Hum., M.A. dan Fitri Febriyanti, S.S, M.A. Sedangkan mahasiswa terfavorit diraih oleh Farhan Ramadhan dan Maliha Ratu Azkiyya.

Baca Juga:  Antara Keindahan Alam dan Jerat Kemiskinan: Realita Pahit di Balik Keindahan Indonesia

Sesi akhir adalah pengumuman pemenang semua lomba dari panitia, baik internal maupun eksternal. Tak tertinggal sesi foto bersama semua talent dan panitia SEMAR X. Segala rangkaian acara juga diabadikan dalam live youtube SEMAR.

Panggung yang megah sesuai logo SEMAR X melambangkan angka 10 berwarna orange dengan lukisan wajah KH. Maimoen Zubair dan Dr. KH. Abdul Ghofur, MA disisi kanan dan kiri serta layar ditengah menambah citarasa malam ini.

“Intinya ga ada acara yang gagal kak. Acara dibilang gagal itu ketika ga ada acara, atau gajadi acara. Di setiap moment pasti ada kekurangan dan kelebihan. Namanya juga manusia” Ungkap Kafabihi selaku Koordinator Sie. Acara.

  1. Saad Alfanny, selaku penanggungjawab terlaksananya acara SEMAR mengucapkan selamat kepada seluruh teman-teman panitia yang telah sukses menyelenggarakan Semarak Milad STAI Al-Anwar ke-10.

“Semangatt terus, tetap berproses dan senantiasa menggapai asa sesuai dengan tema SEMAR X kali ini, apapun kekurangannya  kalian tetep keren dan jangan lupa tunggu momen” imbuhnya.

Reporter : Muthoharoh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *