KU TUNGGU RAMADHAN YANG AKAN DATANG
Oleh: Muhammad Wahyu Rizqi Agung
Tungku perapian dengan asap yang mengepul
Tak wajar semerbaknya di sore hari
Dari rumah ke rumah, hingga seratus meter jauhnya
Panci dan wajan itu mengetuk pintu- pintu setiap rumah
Teman setia rempah, daging dan dedaunan merekah
Jendela yang sedari tadi menganga
Tak jenuh memberikan pemandangan orang berlalu lalang
Sepanjang garis peradaban, makanan dan minuman itu terkapar
Seraya melambai-lambai berharap ada yang mengangkutnya
Dengan penuh harap pada tuan yang manis perangainya
Disini tuan… lima ribu saja… bawa aku pulang tuan…
Alangkah indahnya, lengkungan di pipi kanan dan kirinya tulus
Tak wajar karena terbiasa dengan penatnya jalanan kota
Pada sore itu digantungkannya harapan dan kebahagiaan
mendamba pahala, menimang waktu berbuka
Berkahnya merebak merata, menyantuni alam semesta
Bersenandung ria serta kedamaian
Damainya menuju hari kemenangan
Semua tertumpah ruah menghiasi bibir-bibir jalan
Berjumpa bersalaman menepikan kepentingan dunia
Alangkah indah nur di wajahnya
Berhiaskan senyum penuh kebahagiaan
Ku tunggu Ramadhan yang akan datang