ROMANSA KUAH OPOR

opor

Oleh: Berlian Ahadiyah

Seromantis jari-jari malaikat memantrai malam ini dengan orkestra kidung-kidung mesra
Sekhidmat itu pula senandung takbir dikumandangkan oleh ribuan hamba-hamba jelata
Menggema di telinga merembes menuju rongga dada
Sebagai puja-puji kemenangan sekaligus nyanyian perpisahan
Allāhu akbar wa lillāhi al ḥamd

Esok kita akan sama-sama mengunyah opor ayam
yang terbuat dari amalmu selama pagi siang sore malam
Akankah renyah karna banyak ibadah
Ataukah busuk sebab perbuatanmu yang haram jadah

Larungkan nyeri dan sakit hati
gantilah dengan puisi sebagai ungkapan maaf yang kasturi

Amboi
Jabat kuat tanganku
Biar luruh semua kesalahan yang tlah mengkristal jadi batu

Amboi
semoga kuah opor tak sampai hati menodai baju putihmu
seperti banjir dosaku yang ternyata hanya setetes mengaliri samudra pengampunan-Mu

1 Syawwal 1445 H

Baca Juga:  Menyikapi Kesenjangan Pendidikan di Kota dan di Desa dengan Teori Justice (Keadilan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *