Sekmenag : Menteri Agama Selalu Bilang Kita Harus Menghargai Perbedaan

Sarang, Narasi Garda Pena   Sabtu, (18/03) dalam acara Rapat Senat Terbuka ke-VI STAI Al-Anwar Sarang, hadir Menteri Agama, Gus Yaqut Cholil Coumas beserta sekretarisnya, Muchammad Siddiq Sisdiyanto. Acara digelar di Gedung KH. Maimoen Zubair mulai pukul 07.00-12.00 WIB. Turut hadir ketua PP Anshor dan Ketua panitia satu abad NU, ketua Direktur Diktis Prof. Dr. Zainah Hamdi, M. Ag, Prof. Dr. Imam Taufiq, M. Ag selaku Koordinator Kopertais Wilayah X Jawa Tengah, Bapak Mukhlisin Ma’ruf, serta para masyayikh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang.

Gus Yaqut dalam sambutannya mengatakan bahwa tugas Menteri Agama adalah menyerukan program moderasi beragama dan mengambil keputusan umat beragama. Sebagaimana yang diketahui, belakangan terakhir, Kementerian Agama selalu menggaungkan moderasi beragama sebagai langkah mempererat dan mempersatu bangsa.

Muchammad Siddiq Sisdiyanto, selaku sekretaris Menteri Agama membeberkan bagaimana bentuk kebijakan moderasi beragama tersebut. Yaitu Kementerian Agama mengajarkan kepada semua komponen bangsa untuk menghargai perbedaan. Sehingga masyarakat mampu menghargai keberagamaan sebab suatu perbedaan adalah sunnatullah. Beliau menghimbau untuk jangan membeda-bedakan yang sama dan menyama-nyamakan yang berbeda.

“Kita mengajarkan pada semua komponen bangsa untuk menghargai perbedaan, jadi kita mampu menghargai keberagaman dan cara beragama yang berbeda-beda, jadi pak Menteri selalu bilang kita harus menghargai perbedaan, jadi jangan membeda-bedakan yang sama dan jangan menyama-nyamakan yang berbeda, jadi masing-masing kita menghargai perbedaan itu, perbedaan adalah sunnatullah” urai Pak Siddiq ketika kami wawancarai

Sejak dahulu, Kementerian Agama selalu berupaya untuk meningkatkan kesadaran umat beragama bahwa bangsa ini terdiri dari berbagai macam elemen dan keanekaragaman. Kementerian Agama juga memfasilitasi perundang-undangan yang mengajak pada kerukunan antar umat beragama dan mensosialisasikannya.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Ar-Rasyid Hadirkan Tokoh Muda dari Gaza, Bara Masoud

Kementerian Agama tidak pernah bermaksud untuk memoderasi Agama, karena sejatinya dalam Agama itu sendiri sudah terdapat moderasi, keadilan atau keseimbangan. Hal yang perlu dirubah adalah cara pandang seseorang harus didorong untuk selalu berada di tengah, tidak ekstrim dan merusak ideologi bangsa.

Akhir-akhir ini beberapa kelompok ekstrimis Islam dan kelompok radikal Islam Kanan berupaya merusak Ideologi dan cita-cita Bangsa yang telah dibangun oleh para pendahulu. Sikap fanatik buta yang diusung oleh kelompok tersebut disebabkan kurangnya pemahaman dan sikap keterbukaan tentang Islam itu sendiri. Oleh karenanya, perlunya kerjasama dan kontribusi semua elemen Bangsa untuk menumbukan sikap yang inklusif, moderat dan egaliter.

Penulis : Muthoharoh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *