TalkShow “Guru Berkualitas Generasi Cerdas” Buka Wana Karya HMP PGMI STAI Al-Anwar

Narasi Garda Pena– Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) gelar Wana Karya dengan tema utama “Mengabdi Dengan Hati Berkarya Dengan Aksi”. Kegiatan tersebut bertempat di Auditorium Gedung Maimoen Zubair (MZ) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang pada Senin (05/05). Talk Show dengan tema “Meraih Kesuksesan dengan Proses yang Meyakinkan, Guru Berkualitas Generasi Cerdas” menjadi rangkaian pembuka dalam rangkaian kegiatan yang akan berjalan selama empat hari kedepan (05-08/05). Talk Show tersebut menghadirkan Daimul Umam, S.Pd., Koordinator Bidang Pemberdayaan Kelas Inspirasi Rembang dan Zakiyatun Nisa, S.Pd., Penggerak di Komunitas Guru Belajar Rembang.
Dalam Talk Show tersebut, kedua pemateri mengawali dengan menyampaikan beberapa tantangan yang mengganggu pendidikan. Umam, (sapaan akrabnya) sebagai pemateri pertama mengatakan bahwa masalah utama dalam dunia pendidikan adalah perubahan kurikulum.
“Perubahan Kurikulum sangat memberikan tantangan bagi pendidik, karena disetiap kurikulum tuntutannya itu berbeda,” ujar Umam.
Adapun pemateri kedua, Zakiyatun Nisa mengatakan bahwa salah satu hal yang menjadi tantangan pendidikan adalah kesenjangan antara dunia kerja dan dunia pendidikan.
“Lulusan (sarjana pendidikan) belum terlalu terampil dalam menghadapi project di dunia nyata. Anak-anak zaman sekarang rentan keterampilan ketika menghadapi dunia kerja (pendidikan),” papar Nisa (sapaan akrabnya).
Menurut Nisa’, strategi untuk menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan berpegang pada syarat-syarat mencari ilmu yang ada dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim,yang menurutnya syarat tersebut bisa dipenuhi dari sudut pandang murid dan guru.
“Menurut syi’ir dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim,ada enam syarat yang bisa dipenuhi dari sudut pandang murid dan guru,yakni menjadi guru harus cerdas baik secara emosional, akademik, maupun spiritual. Kedua menjadi guru harus semangat. Ketiga guru harus sabar. Selanjutnya guru harus mempunyai bekal (kompetensi) yang cukup, serta memiliki atau menggunakan waktu dengan tepat,” kata Nisa.
Nisa’ juga mengaku bahwa apa yang disampaikannya tadi ia dapatkan dari Ny. Hj. Nadia Jirjis Lc., M.S.I, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3.
“Penjelasan ini juga saya kutip dari apa yang pernah disampaikan Mamah Nadia Jirjis,” tambah Nisa.
Sementara itu, menurut Umam, salah satu strategi untuk menyikapi problem pendidikanini adalah dengan ‘Pendidikan Inklusi’.
“Pendidikan inklusi sangat penting, pendidikan inklusi mengajarkan bahwa kehidupan nyata yah seperti ini,” tutur Umam.
Oleh: Naila Khozainul Muna