Teknologi Sebagai Sarana Percepatan Arus Informasi dan Intelektual bagi Organisasi Mahasiswa (Ormawa)
Pada abad ke-21, peradaban dunia telah semakin berubah dan juga melahirkan sejumlah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia. Salah satunya adalah teknologi yang sudah menjadi bagian yang sangat kita butuhkan, apalagi saat adanya masa pandemi tahun 2019 lalu. Banyak aktivitas dilakukan secara online seperti belajar, kerja, rapat, berbelanja, bertransaksi dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa teknologi di masa sekarang sangat membantu dalam kegiatan setiap orang sehingga teknologi telah menjadi bagian kehidupan manusia, terutama sosial media yang merupakan teknologi paling umum digunakan oleh masyarakat.
Baca Juga: WAJAH DEMOKRASI NEGARA INDONESIA
Era ini atau yang sering disebut era digital, bisa menjadikan teknologi komunikasi memberikan keuntungan yang tidak pernah terbayangkan oleh siapapun pada masa sebelumnya. Meskipun demikian, teknologi bagaikan dua mata pisau yang bisa memberikan dampak positif dan negatif bagi setiap orang, termasuk bagi para pelajar dan mahasiswa. Kemajuan teknologi informasi bisa berpengaruh yang signifikan bagi perkembangan mahasiswa, terutama bagi mereka yang mengikuti organisasi mahasiswa (ormawa).
Setiap mahasiswa memiliki kemudahan menyimpan data, mengorganisasi, melakukan pengambilan terhadap berbagai data baik secara offline maupun online dan mempublikasikannya pada waktu yang tepat. Namun, lain halnya bagi organisasi mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang, Rembang. Mereka memiliki keterbatasan dalam menggunakan teknologi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tentu hal ini memberikan dampak positif bagi setiap mahasiswa yang juga menjadi mahasantri di lingkungan STAI Al-Anwar sebagai kampus berbasis pesantren. Mereka bisa menyeimbangkan antara kegiatan kampus dan pesantren. Di sisi lain, mereka juga bisa melestarikan nilai – nilai lama yang terdapat dalam kitab – kitab klasik sekaligus tetap bisa memperbarui hal – hal baru yang bersifat modern, termasuk yang bersumber dari teknologi informasi selama tidak bertentangan dengan syari’at. Keduanya bisa berjalan beriringan dan saling melengkapi satu sama lain. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang menjadi dampak negatif bagi organisasi, di antaranya adalah keterlambatan publikasi kegiatan di media online dan kurangnya koordinasi secara intens dari koordinator atau penanggung jawab sebuah kegiatan, terutama saat akan diadakannya kegiatan. Sebab setiap anggota organisasi mahasiswa STAI Al-Anwar hanya bisa menggunakan fasilitas laptop untuk merencanakan dan merealisasikan setiap program kerja dengan jadwal penggunaan laptop yang telah ditentukan.
Hal ini tentu mempersulit pergerakan dari setiap organisasi mahasiswa untuk mencoba menciptakan kreativitas dan inovasi yang baru, terutama untuk membantu kampus dalam mencapai visinya, yaitu menjadi pusat studi keilmuan klasik Islam yang ramah dan responsif terhadap realitas. Ketua Senat Mahasiswa (Sema) STAI Al-Anwar, Izzi Muqtafa menuturkan bahwa teknologi informasi sangat bermanfaat bagi siapapun, termasuk mahasiswa. Oleh karena itu, pada periodenya akan berkomitmen menjadi fasilitator yang baik untuk memenuhi setiap kebutuhan mahasiswa, terutama dalam hal penggunaan teknologi untuk menunjang kesuksesan setiap kegiatan organisasi mahasiswa. Meskipun demikian, ia juga menjelaskan bahwa penggunaan teknologi cukup digunakan oleh penanggung jawab atau koordinator dalam sebuah organisasi yang tujuannya untuk mempermudah dan mempercepat arus informasi serta koordinasi secara efektif dan efisien. Selain itu, juga tetap bisa menjaga nilai – nilai luhur pesantren, termasuk mematuhi peraturan penggunaan teknologi. Terakhir, Izzi Muqtafa atau yang biasa disapa fafa juga mengatakan, “kami masih berusaha untuk bernegosiasi terkait hal ini dengan pihak kampus untuk mengambil jalan yang terbaik. Karena tuntutan kampus lebih besar daripada fasilitas yang diberikan sehingga perlu adanya tindakan untuk menyeimbangkannya”.
Reporter: Adina Agung