UAS Mata Kuliah kesenian STAI AL ANWAR

Sarang, Narasi Garda Pena- Rabu, (21/6) STAI AL ANWAR acara diikuti oleh mahasiswa semester 6 yang mengambil mata kuliah kesenian. Berbagai kesenian yang dipresentasikan, diantaranya: monolog, pembacaan puisi, seni merajut, videography, fotography, desain grafis dan musik. Acara yang berlangsung mulai pukul 11.00 sampai 16.00 tersebut bertempat di Ruang Baca Putri. Para mahasiswa sangat antusias untuk melihat pertunjukkan yang ditampilkan. Kegiatan ini dilaksanakan guna memenuhi tugas ujian akhir semester, didampingi langsung oleh dosen pengampu Muhammad Arifin.

Penampilan monolog seorang mahasiswi banyak mengambil perhatian penonton. Penjiwaan dalam cerita yang dibawakannya membuat penonton larut dalam ceritanya. Property yang digunakan untuk mendukung penampilan mahasiswa disiapkan dan dihasilkan dari karya mereka sendiri. Mahasiswa yang bakat dalam keterampilan tangan mempresentasikan miniature, taplak meja dari hasil sulaman tangan.

Zakiyatun Nisak seorang mahasiswi yang menampilkan seni puisi, ia membaca dengan judul Sang Peneguh Jiwa karangannya sendiri yang dedikasikan untuk pengasuh pondok pesantren Al-Aanwar 3 yaitu Babah Abdul Ghofur dan Mamah Nadia.

Acara ini diselenggarakan selama dua hari yang dimulai tanggal (21-22/6).

Pada hari kedua, Kamis (22/6) Peserta ujian berasal dari empat kelas yang terdiri dari dua kelas dari program studi (prodi) IQT dan dua kelas dari prodi PGMI. Masing-masing prodi memiliki satu kelas untuk putra dan satu kelas untuk putri. Setiap peserta menampilkan satu jenis kesenian yang mereka pilih.

Pimpinan produksi dari ujian tersebut, Nor Ihsan Shofi Muzakka mengatakan, ujian kesenian ini sebenarnya bisa saja dilakukan di kelas tanpa perlu dibuatkan acara khusus. Namun, agar kesan yang didapat lebih mendalam, maka dibuatlah acara khusus tersebut.

“Yang dipentaskan (dalam acara tersebut, red) itu ya seni. Ada seni rupa, seni peran, seni musik, seni teater, fotografi, dan videografi. Untuk yang menyelenggarakan itu dari dosen sendiri,” jelasnya.

Baca Juga:  PKL di Yogyakarta, Kaprodi Berharap Mahasiswa Bisa Semaksimal Mungkin

Shofi menambahkan, sebenarnya kalau dilihat-lihat, mata kuliah Islam dan Kesenian ini terlalu jauh kaitannya dengan prodi IQT. Namun menurutnya, mata kuliah di semester 6 itu lebih berfokus pada pembekalan diri mahasiswa dengan kemampuan yang diperlukan di masyarakat. Sehingga, mata kuliah tersebut menjadi relevan bagi mahasiswa prodi IQT.

“Kalau dengan prodi PGMI masih dekat (kaitannya, red) lah, ya. Tapi kalau dengan IQT itu jauh,” ujar Shofi.

Acara ujian kesenian dibuka untuk umum. Tampak beberapa mahasiswa semester 2 dan 4 yang ikut menyaksikan acara tersebut. Panitia acara terdiri dari pimpinan produksi, sekretaris, artistik, dan media.

Reporter: Siti Nailatus Sa’adah, Naila Khozinatul Muna Dan Abdul Wahab Mujtaba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *