Who is a High Value Woman?

Kemajuan zaman di masa digital sekarang ini menghasilkan perubahan tren yang sangat cepat. Internet yang dapat diakses siapa pun dan di mana pun adalah salah satu faktor yang mendorong perubahan tren yang ada pada zaman sekarang. Apa pun yang diinginkan bisa didapatkan dengan adanya internet. Misalnya, informasi mengenai cuaca, berita terkini, bahkan kegiatan belajar-mengajar pun kini dapat dilakukan melalui internet. Kemudahan mengakses internet, terkhusus pada bidang belajar-mengajar, dapat meningkatkan taraf pendidikan, terlebih bagi kaum perempuan.

Kesadaran dan keinginan dari banyak perempuan memicu munculnya cendekiawan dari kaum yang sering dianggap sebagai second people. Sekarang ini, banyak perempuan yang mulai sadar dengan isu-isu mengenai diri mereka. Kesadaran ini dimulai dengan saling mendukung dan saling sharing mengenai value atau nilai yang harus ada dalam perempuan sehingga mereka tidak lagi diremehkan oleh orang lain.

Tren high value woman sekarang ini digunakan oleh banyak perempuan untuk menjadi sebuah patokan di mana nantinya perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata. Mereka saling membagikan kiat-kiat menjadi seorang wanita yang memiliki high value. Terkadang, mereka juga membagikan ciri-ciri wanita ber-value. Salah satu cirinya yakni menjaga harga dirinya dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merendahkan dirinya.

Diskusi mengenai high value woman sudah banyak dilakukan oleh wanita sendiri. Bahkan, kaum laki-laki pun tidak segan untuk membahas istilah tersebut. Anggapan mengenai high value woman terkadang hanya ditujukan bagi para perempuan yang sukses dengan karirnya, pekerjaannya, dan kekayaan yang diperolehnya tanpa harus menjatuhkan harga dirinya. Namun, mereka tidak menyadari bahwasannya ibu rumah tangga yang mencerdasakan anak-anaknya dan dapat memberikan pendidikan yang baik juga merupakan high value woman.

Hal tersebut juga dibahas dalam diskusi yang diunggah oleh akun Tiktok @jktbookparty. Pembahasan di dalamnya menyatakan bahwasanya high value woman bukan hanya wanita yang memiliki karir mentereng, namun juga para ibu yang mengajarkan anak-anaknya dengan pendidikan yang baik. Selanjutnya, konten ini juga di-stitch oleh beberapa akun Tiktok lainnya dengan pernyataan setuju.

Baca Juga:  الإسلام والتنوع الثقافي: نحو تعزيزالقيم المواطنة والتعايش

Penjelasan hal seperti di atas juga terdapat dalam Al-Qur`an karena Islam juga memberikan perhatian besar pada pengasuhan dan pendidikan anak, terlebih anak perempuan. Walaupun jika dilihat pada sisi fisik dan emosional merupakan hamba Allah yang lemah, namun perempuan adalah guru pertama bagi seorang anak sebelum ada orang lain yang dapat mengajarinya. Pada Pustaka Jurnal Khazanah Keagamaan dijelaskan bahwa setelah dilahirkan, anak akan mencoba mengerti arahan dari orang tuanya. Ketika seorang ibu terbiasa dengan adat islami, anak akan terbiasa dengan ajaran tersebut. Namun, jika sebaliknya, anak juga tetap mengikuti arahan ibunya. Peran ibu sangatlah penting dalam perkembangan otak anak.

Seperti dalam surah al-Anfāl ayat 27-28, dijelaskan bahwa mereka harus menuntaskan amanah yang telah ditakdirkan oleh Allah. Dalam penafsiran Ibnu Katsir terhadap surah al-Anfāl ayat 28 dijelaskan bahwa harta dan anak-anak hanyalah cobaan dan ujian. Cobaan ini diberikan untuk melihat apakah manusia akan bersyukur dan menggunakan jalan ketaatan kepada Allah atau justru sebaliknya. Sebagai amanat, cobaan, dan ujian, harta beserta anak harus dijaga dengan baik sehingga tidak akan melalaikan manusia dari kewajiban bersyukur dan taat kepada Allah.

Surah Luqman juga menjelaskan mengenai bagaimana cara mendidik anak dengan baik dalam ayat 13 berikut:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Dalam Hidayah al-Insān bi Tafsīr al-Qur`ān dijelaskan bahwa Luqman dengan kebijaksanaannya, menasehati anaknya. Disebutkan pula perintah dan larangan disertai dengan dorongan dan ancaman (targhīb dan tarhīb). Luqman memerintah anaknya untuk berbuat ikhlas dan melarang mereka berbuat syirik.

Baca Juga:  Paradigma Pemberdayaan Partisipatif dan Pengembangan Kapasitas dalam Mengatasi Kematian Petani Akibat Jebakan Tikus Listrik

Diriwayatkan pula dari Aisyah raḍiyallāhu anhā,

فقال إنّ الله عز وجل قد أجبَ اها بها الجنة وأعتقها بها من النار وأخرجه مسلم

“Dari Aisyah ra, ia bercerita dengan peristiwa yang sama. Rasulullah Ṣallā Allāh ‘Alayhi wa Sallam kemudian bersabda, ‘Sungguh Allah mewajibkan bagi perempuan dewasa itu surga dan Allah membebaskannya dari neraka sebab mengasuh anak-anak perempuan.” (HR Muslim).

Pada riwayat ini, dijelaskan oleh Rasulullah Ṣallā Allāh ‘Alayhi wa Sallam bahwasanya perempuan mendapatkan hak untuk masuk surga dan pembebasan dari neraka karena mereka berjuang untuk mengasuh, menanamkan norma, dan membesarkan anak-anak perempuan. Ini menjadi salah satu bukti bahwa Islam peduli dengan pendidikan anak dan perempuanlah yang menjadi pionir di dalamnya. Jadi, bukan hanya para perempuan yang memiliki karir tinggi dan dikenal banyak orang saja yang dapat disebut sebagai high value woman. Namun, seperti yang sudah dijelaskan pada hadis di atas, para perempuan yang dapat mengasuk anak perempuan akan terbebas dari neraka, bahkan ada semacam jaminan baginya untuk masuk surga.

            Mendidik anak dengan baik dan sesuai dengan adat islami serta tetap membimbingnya sesuai dengan zaman yang maju sekarang ini sangatlah penting. Ibu rumah tangga yang sering dianggap sebagai hal yang remeh ternyata memiliki peran besar dalam pendidikan seorang anak. Mereka sering dipandang sebelah mata karena tidak memiliki pekerjaan dan karier yang tidak mentereng, tapi nyatanya tidak semua perempuan dapat melakukan peran besar yang diembannya. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri jika banyak orang yang setuju dengan persepsi bahwasanya high value woman bukan hanya wanita karier, namun ibu rumah tangga juga merupakan high value woman.

Oleh: Nesa Naila Ezza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *