Hadiri Rapat Senat Terbuka STAI Al-Anwar, Menteri Agama Komitmen Majukan PTKIS Melalui Tunjangan Sarana Prasarana
Sarang, Narasi Garda Pena – Indonesia memiliki beragam bentuk perguruan tinggi, yaitu universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi. Sedangkan berdasar pengelolaannya, Institusi perguruan tinggi terbagi menjadi tiga yaitu PTN (Perguruan Tinggi Negeri), PTS (Perguruan Tinggi Swasta) dan PTK (Perguruan Tinggi Kedinasan). Berbeda dengan PTN yang pengelolaannya berasal dari pemerintah, PTS dikelola oleh pihak swasta, baik dari yayasan, organisasi atau individu. Dalam hal ini, Kementerian Agama (Kemenag) berusaha mengafirmasi dan berusaha membantu peningkatan kualitas melalui tunjangan sarana prasarana.
“Kekurangan pemerintah, kalau ini disebut kekurangan ya, pada perguruan tinggi swasta itu adalah memang sentuhan selama ini masih kurang. Terutama dalam menyiapkan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, komitmen kami dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Kementrian Agama, kita akan terus mendorong PTKIS seperti STAI Al-Anwar ini bisa terus maju dengan terpenuhi segala sarana dan prasarana,” urai Menteri Agama Republik Indonesia KH Yaqut Cholil Coumas saat menghadiri Rapat Senat Terbuka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang dalam rangka Wisuda ke-VI Program Sarjana Tahun 2023, sabtu (18/03).
Kepada 216 orang lulusan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar Sarang, dalam sambutannya Menteri Agama Gus Yaqut mengatakan bahwa STAI Al-Anwar akan besar dan Menag akan menuntaskan pekerjaan ini secepatnya sehingga tanggungjawab atas STAI Al-Anwar bisa dituntaskan. Sebab seluruh Kiai telah bekerja keras di mana seharusnya menjadi panggul (tugas) negara. Untuk itu, beliau memberikan rasa terima kasih sebesar-besarnya. Beliau juga menjamin bahwa lulusan PTKIS mampu bersaing dengan lulusan PTKIN.
“Oh sudah pasti bersaing, wong mereka lulus dari sini kok, sudah pasti bersaing” ungkapnya dengan tegas.
Sekretaris Menteri Agama yang mendampingi Gus Yaqut, Muchammad Siddiq Sisdiyanto mengatakan bahwa Perguruan Tinggi Negeri dengan swasta itu sama. Hanya saja yang terpenting adalah bagaimana mahasiswa itu semangat belajar dan para dosennya juga lebih kreatif. Dosennya meningkatkan mutu dengan kembali belajar. Dalam hal ini, Kemenag menyediakan beberapa beasiswa bagi para dosen untuk melanjutkan studi S2 dan S3. Dengan kualitas dosen yang bagus, bermutu, proses pembelajaran bagus maka lulusan juga akan bagus.
Dalam meningkatkan mutu, Kemenag melakukan afirmasi untuk kemajuan perguruan tinggi swasta dengan bantuan-bantuan seperti bantuan sarana prasarana, bantuan untuk penelitian juga bantuan studi lanjut bagi lulusan juga para dosennya.
“Kualitas dosen itu kan menentukan kualitas pembelajaran, kualitas belajarnya, nah jadi kami sudah melakukan afirmasi itu, melalui ya itu tadi bantuan-bantuan, program-program peningkatan mutu dosen, kami mengundang dosen-dosen swasta untuk mengikuti pelatihan-pelatihan,” beber Sekretaris Menag.
Harapan Siddiq Sisdiyanto untuk kampus STAI Al-Anwar yang berbasis pesantren adalah kampus ini nantinya dapat mewarnai jagat Indonesia dan siap berjuang serta berkarir di mana saja.
“Saya berharap ke depan, STAI Al-Anwar ini akan mampu mewarnai jagat Indonesia. Hal itu bukanlah suatu yang mustahil, mengingat Gus Ghofur sendiri salah satu intelektual muda yang dipandang di Indonesia. Beliau basisnya pesantren, dan saya yakin dengan penggabungan pembelajaran umum dan pembelajaran agama atau pesantren saya yakin akan menjadikan alumni kampus STAI Al-Anwar ini akan siap berjuang dan siap berkarir di mana saja,” imbuhnya.
Sebagaimana yang diketahui, STAI Al-Anwar Sarang merupakan salah satu kampus yang didirikan oleh KH. Maimoen Zubair, diketuai oleh Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen, MA yang menggabungkan pembelajaran institusi dengan pembelajaran pesantren. Sesuai dengan visi STAI Al-Anwar yaitu menjadi pusat studi keilmuan klasik yang ramah dan responsif terhadap realitas.
Reporter : Muthoharoh dan Uta Panandang