Indonesia Dalam Bus Kota

indonesia

Aku duduk bersila di kursi urutan nomor tiga dari pintu belakang, yang menurutku kursi ternyaman. Menjelang petang, gerimis menodai kaca. Menggaris, lalu jatuh di aspal kota Rembang. Bapak 30 tahunan dengan raut tak bersahabat duduk di kursi depanku, memakai topi kusam dan apatis dengan sekitar, mencerminkan karakter kebanyakan orang pemakai jasa bus umum. Begitupun yang lain. Satu, dua sibuk dengan gadget, yang lain melamun menunggu petang bahkan tidur di pojokan kursi belakang.

Musisi jalanan masuk menenteng gitar fingerstyle yang sepertinya sempat terjatuh atau tersenggol motor, karena ujung gitar yang seakan disentil akan patah jadi dua. Tanpa formalitas sambutan, ia menggenjreng senar yang sepertinya kurang sedikit dikencangkan. Bagai Iksan Skuter bercerita tentang kehidupan, ia bernyanyi Oh Malangnya Malang yang aku akui cukup percaya diri dengan surara bass Felix Irawan menggelora mencetak goal ditelinga.
“Bang, Klebus bang”. Ucap seseorang dari kursi belakang, menolehkan beberapa kepala.

Setelah lagu tersebut habis. Teman disampingnya ikut bersuara, “He jangan! Fiersa bang, Garis Terdepan”. Si paling sad, kataku dalam hati. Beberapa orang entah tersulut apa, ikut bersuara. “Bento – Iwan Fals aja”, “Seleramu kurang, Topi Saya Bundar”. Beberapa tawa terdengar, aku ikut tersenyum. Ada-ada saja, batinku.
“Saya ada lagu, bagus, pasti semua tau. Tapi nyanyi semua ya.” ucap Si Musisi Jalanan.

Tak menunggu jawaban, genjrengan senar terdengar lagi, disusul suara nge-bass yang sama. Baru dua kata dari lagu tersebut terbuka, yang lain ikut buka mulut, bernyanyi. Bapak-bapak 30 tahunan, kali ini dengan raut ramah, di depanku juga ikut bersuara berirama dengan senar tersebut. Satu berdiri, dua, tiga hampir semua penumpang berdiri dan bernyanyi. Beberapa orang yang awalnya masa bodoh terlihat kikuk dan akhirnya ikut berdiri. Sampai pada kata “Hiduplah Indonesia raya”, semua tersenyum dengan sesuatu yang terasa milik bersama.

Baca Juga:  Bersama Literasi Lenyapkan Tirani

Baca Juga: Hadiah Tahun Ini Masih tentang Perjuangan

Penulis: Sin-Cos-Tan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *