Bersama Literasi Lenyapkan Tirani

eropa

Pelabuhan Wijen tidak menunjukkan keramaian, tapi juga tidak melihatkan sepi dibandingkan pelabuhan lainnya. Pelabuhan Wijen merupakan jalur perdagangan besar internasional di Menaf. Menaf memiliki posisi yang strategis bagi bangsa Eropa, karena letaknya yang strategis itulah Menaf diperebutkan oleh bangsa Eropa.

Tampak dari kejauhan pelabuhan itu terdapat Grand Marry, kapal besar dan tercepat milik M.O.C. [1]  yang sedang berlabuh bersama 15 kapal lain. Semua orang di Wijen telah mengetahui apa yang terjadi. Kabarnya telah menggaung ke seluruh sudut-sudut Wijen. Kelompok M.O.C. berhasil membuat Kawai Pasha berkuasa—Raja baru di Menaf—juga kelompok yang membantu dideklarasikannya kemerdekaan Menaf. Namun, kepemimpinan di Menaf telah berubah menjadi diktator dan tirani setelah bersekutu dengan kelompok M.O.C. dan kondisi perekonomian rakyat Menaf menjadi semakin memburuk.

Sosok Pria berumur 25 tahun, bertubuh tinggi, kulitnya putih, memiliki pupil mata biru dan berambut bergelombang itu bernama Cornelis Anthony. Pria yang berperan di balik keberhasilan M.O.C. membantu Kawai Pasha dan deklarasi kemerdekaan Menaf adalah seorang Komandir[2] dan kapten dari kapal Grand Marry. Pria itu sedang menapaki jalanan Pelabuhan Wijen, menyisiri lapak-lapak yang ada di Pelabuhan Wijen. Sang Komandir sekaligus kapten itu memiliki kisah yang panjang tentang karirnya. Sejak umur 15 tahun ia telah mengembara keluar Inggris dan meniti karirnya di perusahaan M.O.C. Semua orang telah mengetahui ambisi Anthony terhadap kekayaan dan kekuasaan.

Ketangkasan, kritisnya Anthony dalam berpikir, pengetahuannya dalam bidang politik dan militer, membuat dirinya menjadi ‘bintang bersinar’dalam perusahaan M.O.C. dan membuat setiap orang berpikir dua kali untuk mengibarkan bendera perang terhadap Anthony. Pada suatu waktu ia diangkat sebagai gubernur M.O.C. dan diperintahkan petinggi M.O.C. untuk bertugas mengelola loji[3] di Wijen. Karena seluruh wilayah di Menaf telah berhasil dikuasai oleh M.O.C. kecuali Wijen.

Baca Juga:  LKMTD: Tingkatkan Jiwa Leadership bagi Setiap Personal

Ambisi lain Anthony selain mengejar jabatan di M.O.C., ia juga memiliki ambisi pada suatu hal. Pengembaraannya di luar Inggris telah membuka mata Anthony pada kekuasaan dan benda berharga di Wijen[4] yang sampai saat ini masih menjadi misteri di Menaf.

Rasa haus Anthony akan benda misteri itu mengundang dirinya ke sebuah toko antik di antara banyak toko antik lain di Pelabuhan Wijen. Anthony memasuki lapak antik itu dan bertemu dengan pemilik toko antik itu. Imannuel, seorang pria India tua yang telah hidup puluhan tahun dengan barang-barang antik miliknya.

“Selamat datang tuan, apa yang tuan cari?” sapa Imannuel dengan tersenyum.

Anthony tersenyum membalas sapaan Imannuel dengan melambaikan tangan. Matanya memindai barang-barang yang ada di sekitar lapak antik itu. Ada deretan senjata kuno seperti keris, kujang, dan tombak yang tertata rapi di dinding lapak. Ada piring dan kendi tua yang sudah usang dan dipenuhi debu. Ada tumpukan gulungan tulisan-tulisan kuno. Tidak ada satupun yang menarik pandangan Anthony.

“Katanya di Wijen ada benda misteri yang tak ternilai harganya?” tanya Anthony pada Imannuel yang dari tadi mengamati gerak-gerik dari Anthony.

“Benar tuan, memangnya ada apa dengan hal itu?”

“Apa kau tahu tentang hal itu?”

“Ya!, Bagaimana aku tidak mengetahui hal itu?, Aku sudah bertahun-tahun tinggal di Wijen!”

“Ceritakan padaku tentang benda itu!” Anthony mencoba memecahkan penasarannya dengan meminta  penjelasan dari Imannuel

“Benda itu merupakan benda warisan Menaf yang disimpan di Wijen, benda itu bisa menumbangkan perusahaan tuan, bahkan juga menggulingkan pemerintahan, sayangnya rakyat Menaf tidak lagi menggunakan benda itu!” Jelas Imannuel dengan penuh hikmat.

Baca Juga:  Wisudawan Terbaik STAI Al-Anwar Raih Penghargaan Cumlaude

Anthony semakin berambisi untuk mendapatkan hal itu. Ia pun kembali memindai kembali barang-barang antik di toko itu dengan seksama.

“Maaf tuan, apa tujuan tuan datang kemari?” tanya Imannuel dengan curiga

“Tujuanku?, sudah jelas aku akan mendirikan loji M.O.C. dan menjadi penguasa di Wijen!” jawab Anthony seraya melipat kedua tangannya dengan angkuh

“Menjadi penguasa?, tuan ingin merebut wilayah kami? tentu tidak mungkin tuan!, kami memiliki pemimpin yang bijak dan sangat mencintai rakyatnya dan ia pun dicintai oleh rakyat!”

“Apa kau tidak melihat pasukan dan harta yang aku miliki untuk mempengaruhi rakyat Wijen?, tahu apa kau tentang politik pak tua?!!” gertak Anthony yang kesal sambil meninggalkan Imannuel dan toko antik itu.

Merasa tidak mudah untuk menguasai Wijen dan mendapatkan benda misteri itu,  Anthony mengirimkan delegasi kepada Raja Kawai untuk melakukan musyawarah perjanjian menjaga keamanan bersama. Perjanjian yang dihasilkan dari musyawarah tersebut dilaksanakan empat bulan setelah Raja Kawai berkuasa di Menaf. Dengan dalih melaksanakan perjanjian itu, M.O.C. berhak menempatkan pasukan-pasukan militernya di Menaf terutama di wilayah Wijen.

Sementara perjanjian itu dilaksanakan, terdengarlah kabar kasus korupsi yang dilakukan oleh Raja Kawai, kalangan bangsawan, dan kalangan Borjuis di Menaf. Lebih parahnya lagi, orang-orang yang mengkritik kasus korupsi, tiba-tiba menghilang secara misterius, dan pemimpin Wijen merupakan salah satu di antara orang-orang tersebut.

*****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *